Jakarta, CNBC Indonesia - Homo Erectus merupakan makhluk purba yang sudah punah dan berperan penting dalam proses evolusi manusia. Jejaknya sejauh ini sudah beberapa kali ditemukan di Jawa dan China.
Perdebatan terkait evolusi manusia modern juga masih terus berlangsung. Ada yang menyebut manusia modern berevolusi di Asia, sementara menurut teori Charles Darwin lokasinya di Afrika.
Baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan fosil Homo Erectus berusia 140 ribu tahun di Selat Madura. Selain itu, ditemukan pula puluhan spesies lainnya di sana.
Penelitian ini merupakan kolaborasi gabungan beberapa peneliti di sejumlah universitas seperti Belanda, China, Australia, serta Museum Geologi Bandung dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Dalam abstraknya, para peneliti menyoroti soal Sundaland. Ini merupakan daratan luas yang muncul pada era Pleistosen, saat level permukaan laut lebih rendah dari sekarang.
Foto: Para peneliti menemukan tulang-tulang Homo erectus di tempat penyimpanan lebih dari 6.000 fosil yang digali di Selat Madura, Indonesia. (Dok. Harold Berghuis)
Para peneliti menemukan tulang-tulang Homo erectus di tempat penyimpanan lebih dari 6.000 fosil yang digali di Selat Madura, Indonesia. (Dok. Harold Berghuis)
Sundaland disebut memiliki peranan penting untuk biogeografi vertebrata regional dan evolusi spesies. Termasuk untuk Homo Erectus dan Homo Sapiens, yakni saat zaman Pleistosen akhir.
Para peneliti mengumpulkan sekitar 36 spesies. Pada akhirnya, hal ini memberikan wawasan baru pada fauna dataran rendah Sundaland selama periode tersebut.
Saat itu, reptil terdiri dari kura-kura, buaya, varanida dan ular piton hidup di sungai dataran rendah. Sementara muara tempat bagi sejumlah spesies hiu seperti Hemipristis Serra dan beberapa spesies ikan pari.
Untuk dataran rendah di sekitar sungai ditemukan sejumlah herbivora. Mulai dari Hippopotamidae dan sejumlah spesies Bovidae, Cervidae dan Proboscidea.
Menurut para peneliti, temuan Homo Erectus sangat menarik karena keberadaannya jarang ditemui. Tim menjelaskan temuan itu membuat wilayah Madura menjadi sangat menarik untuk evolusi dan penyebaran Hominin.
Selain itu, para peneliti juga menemukan spesies langka, yakni Varanus Komodoensis dan Macaca sp.
"Fauna fosil dari Selat Madura merujuk pada komunitas dataran rendah pesisir veretbrata yang sejauh ini tidak diketahui hidup di dalam dan sekitar hilir Sungai Solo saat Pleistosen Tengah," kata peneliti.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]