Bank Dunia Akui Utang RI Aman, Tapi Cicilannya Bikin Was-Was

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - World Bank atau Bank Dunia menilai level utang pemerintah masih lebih kecil dibandingkan dengan rerata negara-negara berpendapatan menengah di Indonesia. Namun, rasio bunga cicilan utang terhadap pendapatan justru dinilai cukup tinggi.

Lead Economist World Bank Indonesia and Timor Leste Habib Rab, dalam acara Bank Dunia, People-First Housing: A Roadmap From Homes to Jobs to Prosperity in Indonesia, di Soehanna Hall, Energy Building, Jakarta, Senin (23/6/2025).

"Jadi, meskipun tingkat utang pemerintah di Indonesia rendah, utang pemerintah berada di sekitar 40% dari PDB, dibandingkan dengan 55% untuk rata-rata negara berpendapatan menengah," kata Rab.

Namun, rasio bunga terhadap pendapatan masih cukup tinggi, sekitar 20%. Menurut Rab, itu dibandingkan dengan rata-rata negara berpendapatan menengah, atau rata-rata negara berpendapatan menengah ke atas sebesar 8,5%.

"Jadi, rasio bunga terhadap pendapatan di Indonesia berada di sekitar 20%, dibandingkan dengan rata-rata negara berpendapatan menengah ke atas sekitar 8,5%, dan rata-rata negara berpendapatan tinggi sekitar 4%," papar Rab.

Mengapa demikian?

Rab menjelaskan, ada dua alasan. Pertama, tentu saja, pengumpulan pendapatan pemerintah cukup rendah. Dengan kondisi ini, meskipun pembayaran bunga secara absolut cukup sederhana, mereka mengambil bagian yang lebih besar dari pendapatan ketika pendapatan itu sendiri cukup sedikit.

Rab menambahkan ini juga berhubungan dengan pasar keuangan RI yang dangkal. Jika perusahaan tidak memanfaatkan sistem keuangan untuk transaksi, untuk investasi, untuk operasi, itu membuatnya agak lebih mudah bagi perusahaan untuk menghindari atau bahkan mengelak dari pajak.

Lalu, alasan kedua adalah bahwa selama periode ketidakpastian, imbal hasil obligasi cenderung meningkat.

"Dan faktanya, spread obligasi juga cenderung meningkat, terutama ketika suku bunga secara umum tetap cukup tinggi secara global. Dan ini meningkatkan biaya pinjaman ketika ketidakpastian meningkat. Dan ini selanjutnya meningkatkan rasio bunga terhadap pendapatan," kata Rab.

Sekarang, di tengah ketidakpastian ini, dia melihat semua tantangan ini saling terkait. Pasar keuangan yang dangkal, mobilisasi pendapatan yang rendah, peningkatan volatilitas, semakin memperkuat pentingnya disiplin fiskal dan moneter.


(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bank Dunia Proyeksi Ekonomi RI Tahun Ini Hanya Tumbuh 4,7%

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |