Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Putin bertukar cendera mata saat pertemuannya di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). Dalam pertemuan itu terlihat Putin memberikan hadiah spesial, yakni menerbitkan buku karya Prabowo yang berjudul "Kepemimpinan Militer".
"Bapak presiden selama sebagai menteri pertahanan telah menerbitkan beberapa buku mengenai kepemimpinan militer, kami menerjemahkan ke bahasa Rusia dan menerbitkannya untuk koleksi bapak presiden," kata Putin, via translator, mengutip Youtube Prabowo Subianto, Jumat (20/6/2025).
Saat itu Prabowo terlihat langsung tersenyum, dan mengucapkan terima kasih kepada Putin.
Kemudian Prabowo memberikan patung berbentuk burung garuda yang menjadi simbol negara Indonesia. "Garuda adalah lambang negara kami," kata Prabowo.
Bergeser pada cendera mata lainnya, Putin juga memberikan pedang melengkung khas eropa yang dikenal dengan nama saber kepada Prabowo. "Itu pedang perwira, dan saya ingin menghadiahi bapak presiden," kata Putin.
Menariknya ketika Putin memberikan pedang itu ia juga memberikan sebuah koin uang kepada Prabowo.
"Itu tradisi Rusia ketika memberikan pedang harus memberikan uang tunai," kata Putin sembari tertawa.
Begitu juga dengan Prabowo memberikan keris khas Bali kepada Putin. Terlihat pula Putin kembali memberikan koin kepada Prabowo seperti yang dilakukan sebelumnya.
"Ini keris dari bali, dan yang membuat ini sudah tinggal hanya 4 - 5 orang saja. dengan tangannya sendiri," kata Prabowo.
"Terima kasih banyak saya akan tambahkan koleksi saya di Kremlin," jawab Putin.
Mengutip keterangan resmi, buku "Kepemimpinan Militer" merangkum gagasan dan filosofi kepemimpinan militer Prabowo ini secara resmi diterbitkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia di Saint Petersburg.
"Bapak Prabowo memiliki bakat sastra yang luar biasa. Dia menulis cukup banyak materi dan buku yang sangat menarik," ujar Wakil Direktur Sains Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Vladimir Sautov.
Bagi Sautov, penerbitan buku ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi bagian dari kerja sama intelektual dan strategis yang mendalam.
"Dia mempercayakan kami untuk menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Rusia. Bersama agen Indonesia, kami menandatangani perjanjian untuk melindungi hak kekayaan intelektual," tambahnya.
Proses penerjemahan dan penyuntingan buku ini melibatkan sejumlah tokoh dan ahli yang memiliki kedekatan dengan Indonesia. Buku tersebut diterjemahkan oleh seorang diplomat Rusia yang fasih berbahasa Indonesia, dan disunting oleh tim editor Rusia berpengalaman.
Menariknya, sebelum diterbitkan secara luas, pihak penerbit telah mengajukan permohonan kepada Staf Umum Federasi Rusia agar karya ini dikaji secara khusus oleh kalangan militer dan ilmuwan strategis.
"Memoar ini ditulis oleh Bapak Prabowo Subianto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Sebuah tugas diberikan kepada akademi militer Kepala Staf Umum," jelas Sautov.
Sejumlah nama besar turut terlibat dalam proyek penerbitan ini, termasuk Alexander Anatolievich Ivanov, mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia dan ASEAN, yang berkontribusi dalam penyusunan dan adaptasi naskah.
Kontributor penting lainnya adalah Vladimir Morozov, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh, yang dikenal luas di Indonesia karena pernah bertugas selama 11 tahun dan fasih berbahasa Indonesia.
"Kami membentuk tim yang mengambil pendekatan informal terhadap pekerjaan ini. Maksud saya bahwa kami berusaha-dan bersyukur-kami berhasil menjadwalkan penerbitan buku ini bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Indonesia," tutup Sautov.
(emy/mij)
[Gambas:Video CNBC]