Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel-Iran tak hanya terjadi dengan rudal dan peralatan perang fisik lainnya, tetapi juga meluas ke ranah siber.
Kali ini, kelompok peretas pro-Israel berhasil membobol platform kripto terbesar di Iran, Nobitex, dan menggondol aset senilai US$90 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
Dalam pernyataan resminya, Nobitex mengakui terjadinya peretasan pada infrastruktur internal dan hot wallet mereka, tempat sebagian kripto nasabah disimpan. Nobitex sendiri diketahui memiliki lebih dari 10 juta pelanggan.
Perusahaan menyatakan tengah melakukan investigasi mendalam, dan untuk sementara waktu menutup akses ke situs serta aplikasi mereka.
Firma analisis blockchain Elliptic menyebut, dana yang dicuri langsung dikirim ke dompet yang tak bisa diakses kembali, membuat aset tersebut hangus secara permanen.
Kelompok peretas Predatory Sparrow, yang dikenal berpihak pada Israel dan aktif sejak 2021, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Dalam unggahan di X (dulunya Twitter), mereka menuding Nobitex telah menjadi alat pendanaan terorisme dan melanggar sanksi internasional untuk mendukung rezim Iran, demikian dikutip dari TechCrunch, Jumat (20/6/2025).
Serangan ini bukan satu-satunya. Sehari sebelumnya, kelompok yang sama juga membobol Bank Sepah milik pemerintah Iran, yang mengakibatkan gangguan besar pada layanan ATM di berbagai wilayah.
Insiden ini terjadi di tengah memanasnya konflik militer antara Israel dan Iran. Media pemerintah Iran, IRIB, menyebut serangan ini sebagai bagian dari perang siber besar-besaran yang dilancarkan Israel terhadap infrastruktur digital Iran guna melumpuhkan layanan publik
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petaka Baru, Tetangga RI Diam-diam Pakai Senjata Bahaya Buatan Israel