Mengenal Istilah 'Dividen Trap', dan Cara Menghindarinya

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Mendapatkan keuntungan dari investasi saham bukan hanya pada hasil perdagangan sahamnya saja, namun dapat diperoleh dari dividen. Biasanya pada kuartal pertama dan keempat emiten akan membagikan dividen dari laba tahun buku yang lalu maupun tahun berjalan.

Dividen merupakan pembagian keuntungan bagi pemegang saham yang dibagikan emiten berdasarkan besaran laba pada periode tertentu.

Akan tetapi dalam berburu keutungan yang dibagikan emiten tersebut, ada isitilah dividen trap. Hal ini merugikan dan sebaiknya dihindari oleh para investor.

Dividen trap atau jebakan dividen merupakan hal yang wajib diwaspadai oleh para pemegang saham. Hal itu merupakan sebuah kondisi dimana emiten mengumumkan besaran dividen tinggi.

Tujuan perusahaan tentu saja agar bisa menarik minat investor lebih banyak. Namun apa yang mereka tawarkan ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.

Mengutip situs RHB teadesmart, jebakan dividen ini terjadi ketika penawaran besaran dividen yang tinggi tadi diiringi penurunan yang cukup signifikan sampai cum date. Ternyata saham tersebut mengalami penurunan yang menyebabkan para pemilik saham terjebak dan pada akhirnya merugi.

Umumnya harga saham memang akan meningkat saat sudah dekat hari cum date. Namun masih saja ada kemungkinan harga saham menurun dan malah membuat para investor merugi. Jika kondisi yang terjadi adalah penurunan nilai saham mendekati cum date tadi maka bisa dikatakan investor masuk ke dalam jebakan dividen.

Cara Menghindarinya

1. Jangan Terpaku pada Dividend Yield Tinggi

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah dividend yield. Seringkali banyak investor yang terperangkap dalam kondisi jebakan dividen tadi karena mereka terlalu fokus pada dividend yield dengan nominal tinggi.

Begitu menemukan emiten dengan penawaran besaran dividen yang besar langsung saja mengambil keputusan dan tidak melakukan analisis lain. Investor tidak seharusnya hanya fokus pada nilai dividen tadi. Meskipun menemukan emiten dengan dividend yield yang tinggi, tetap harus waspada dan melakukan analisis dengan baik, terutama analisis fundamental dan lihat juga kondisi perekonomian yang sedang terjadi saat ini.

2. Perhatikan Divident Payment Ratio

Berikutnya investor harus berusaha untuk memperhatikan dividend payment ratio atau rasio pembayaran dividen. Perlu diketahui bahwa rasio pembayaran dividen yang mencapai angka lebih dari 100% imbal hasil tidak selalu menjadi indikator atau sinyal yang bagus.

Ingatlah bahwa rasio ini tidak akan berlanjut dalam jangka waktu yang panjang. Rasio pembayaran dividen tadi akan terus berubah-ubah. Investor, perku tahu bahwa rasio tersebut memiliki nilai yang sangat bervariasi dan tidak mungkin bertahan di angka yang sama.

Meskipun begitu, angka rasio pembayaran dividen antara 30% hingga 70% bisa dianggap cukup potensial karena punya prospek mendukung pertumbuhan emiten.

3. Lakukan Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

Banyak sekali investor yang terjerumus ke dalam dividen trap karena mengambil keputusan investasi dengan cepat. Mereka tidak melakukan analisis yang matang terlebih dahulu sebelum mengambil langkah.

Padahal analisis itu sangat penting untuk dilakukan demi meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan imbal hasil investasi di masa depan. Salah satu bentuk analisis yang harus dilakukan adalah analisis kinerja keuangan perusahaan.

Analisis ini menyangkut banyak hal mulai dari imbal hasil yang mereka dapatkan, arus kas, nilai utang, ekuitas, serta potensi pertumbuhan emiten di masa depan. Semua ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh pada nilai dividen nantinya.

4. Perhatikan Aspek Likuiditas Saham

Likuiditas juga menjadi aspek yang tidak kalah penting untuk diperhatikan.
Apalagi jika Anda ingin berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang. Perlu diketahui bahwa biasanya emiten yang rutin menyerahkan dividen punya aspek likuiditas yang cenderung kurang tinggi.

Jika likuiditas saham kurang tinggi, tentu saja investor akan mengalami kesulitan dalam menjual kembali saham yang sudah dipegang tadi. Hal ini juga bisa memicu terjadinya jebakan dividen yang malah merugikan. Nilai kerugiannya bahkan bisa terhitung besar jika investor ternyata membeli saham dengan harga cukup tinggi.

5. Pantau Konsistensi Emiten saat Membagi Dividen

Hal berikutnya yang dapat dilakukan investor demi menghindari jebakan dividen adalah melihat seperti apa konsistensi emiten. Maksudnya adalah konsistensi sebuah emiten dalam membagikan dividen kepada pemegang saham.

Tentu lebih bagus dan aman jika investor memilih emiten yang memang konsistensinya bagus. Emiten dengan pertumbuhan imbal hasil yang stabil biasanya akan memiliki jadwal rutin pembagian dividen. Potensi pembagiannya juga jauh lebih jelas jadi memang lebih mudah diandalkan.

Lain halnya jika konsistensi emiten dalam membagi dividen kurang begitu bagus. Apalagi jika diimbangi dengan analisis fundamental yang hasilnya juga tidak baik. Perlu diingat bahwa jebakan dividen ini bisa menjerat siapa saja. Apalagi investor pemula yang masih belum paham betul strategi terbaik berinvestasi saham.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: 13 Emiten Antre Bagi Dividen Usai Libur Lebaran

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |