Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus kanker kolorektal atau kanker usus besar sedang meningkat di kalangan generasi muda. Hal inilah yang membuat dokter bedah di Yale Medicine mendesak orang yang berusia di bawah 45 tahun untuk berkonsultasi dengan dokter terkait gejala yang mencurigakan, seperti sembelit, pendarahan rektal, atau perubahan tiba-tiba di gerakan usus.
Dokter Bedah Usus Besar & Rektal Yale Medicine melaporkan bahwa mereka makin sering melihat pasien muda dengan diagnosis kanker kolorektal. Mereka mendiagnosis kanker usus besar pada seorang pria berusia 30-an yang selama berbulan-bulan mengira pendarahan rektalnya disebabkan oleh wasir.
Ada satu minggu ketika ketujuh pasien yang ditangani praktik tersebut yang didiagnosis dengan kanker rektal semuanya masih muda dan yang tertua berusia 35 tahun. Pasien kanker kolorektal termuda yang didiagnosis di lokasi ini dalam beberapa bulan terakhir berusia 18 tahun.
"Kami melihat peningkatan yang jelas dalam kanker kolorektal pada generasi yang lebih muda," kata Haddon Pantel, MD, seorang ahli bedah kolorektal dari Yale Medicine.
Pada saat yang sama, meskipun kanker kolorektal masih paling sering didiagnosis pada orang yang berusia di atas 65 tahun, insidensi pada kelompok tersebut menurun, dan orang yang lebih tua lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis dengan penyakit lanjut dibandingkan orang yang berusia di bawah 50 tahun.
Meskipun kanker kolorektal sering kali dapat diobati, diagnosisnya dapat menjadi cobaan berat bagi Generasi Z, Milenial, dan Generasi X, yang berusia antara pertengahan 20-an hingga akhir 50-an. Kanker ini dapat mengganggu karier dan merusak keuangan.
"Kami masih melihat trennya, jadi itu tidak sementara," kata Dr. Reddy.
Penyebab kanker kolorektal di usia muda
Tidak ada yang tahu pasti mengapa jumlah kanker kolorektal dapat meningkat pada orang muda. Namun gaya hidup yang jarang bergerak, kelebihan berat badan dan obesitas, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet rendah serat, tinggi lemak atau diet tinggi daging olahan, dan faktor lingkungan lainnya semuanya dikaitkan dengan penyakit ini.
Riwayat keluarga kanker kolorektal atau polip, dan kondisi seperti penyakit radang usus juga merupakan faktor risiko. Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker di usia muda, orang-orang juga menduga adanya faktor genetik, tetapi para ahli masih belum dapat menggunakan faktor genetik untuk menjelaskan lonjakan tersebut.
Kondisi genetik yang paling umum dikaitkan dengan kanker usus besar adalah Sindrom Lynch, yang biasanya melibatkan tumor di sisi kanan usus besar. Namun, bukan itu yang menyebabkan kasus-kasus ini. Dokter-dokter di Yale melihat banyak orang muda yang kanker kolorektalnya tampaknya terjadi secara sporadis, bukannya disebabkan oleh sindrom genetik tertentu, kata Dr. Reddy.
Jika memiliki riwayat kanker dalam keluarga, dokter mungkin akan merekomendasikan skrining kolonoskopi pada usia 40 atau 10 tahun sebelum usia saat anggota keluarga Anda didiagnosis.
Tanda dan gejala kanker kolorektal
- Perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit).
- Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.
- Adanya darah pada tinja (merah terang atau kehitaman).
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
- Sering mengalami sakit perut, kembung, atau kram.
- Merasa sangat lelah sepanjang waktu.
Kendati demikian, ada beberapa orang yang tidak menunjukkan gejala sama sekali, jadi penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada riwayat kanker kolorektal dalam keluarga Anda.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Lagi Sulit, Gen Z dan Milenial Tetap Prioritaskan Liburan