Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan komitmennya untuk mendukung Indonesia dalam modernisasi kilang minyak serta peningkatan produksi dari lapangan-lapangan tua. Hal ini menjadi bagian dari upaya kedua negara dalam memperkuat kerja sama di bidang energi.
Semula, Putin menyinggung terkait pembangunan kilang minyak dan kompleks petrokimia di Jawa Timur yang merupakan proyek kolaborasi antara perusahaan energi kedua negara. Adapun, proyek tersebut dikembangkan oleh Rosneft dari Rusia dan Pertamina dari Indonesia.
"Kami bersedia untuk ikut serta dalam proyek baru di lepas landas (pantai) Indonesia dan juga memodernisasi infrastruktur supaya mendongkrak produksi minyak dari ladang tua," ujar Putin dikutip Jumat (20/6/2025).
Selain di sektor minyak dan gas, Rusia juga menawarkan kerja sama di bidang pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai. "Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek nuklir di bidang damai," katanya.
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menargetkan keputusan akhir investasi atau Financial Investment Decision (FID) New Grass Root Refinery (NGRR) kilang Tuban yang merupakan proyek kerja sama dengan Rusia dapat selesai pada tahun ini.
Corporate Secretary PT KPI, Hermansyah Y. Nasroen memastikan bahwa pembangunan untuk proyek Kilang Tuban masih tetap dikerjakan bersama mitra Rusia yakni Rosneft.
"Jawabanku masih itu ya, sampai saat ini Pertamina masih bersama rosneft," ujar Hermansyah saat ditemui di Jakarta, dikutip Selasa (11/3/2025).
Terlepas ada tidaknya pelonggaran sanksi untuk Rusia dari negara-negara barat imbas invasi terhadap Ukraina, Hermansyah menegaskan bahwa kerja sama tersebut tetap berlangsung karena adanya perusahaan patungan (joint venture/JV) antara Pertamina dan Rosneft.
Ia juga memastikan bahwa komunikasi dengan pihak Rosneft hingga kini masih berjalan cukup baik. Pasalnya, perwakilan dari Rosneft sendiri masih berada dalam struktur JV yang dibentuk, yaitu PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PTPRPP).
"Itu kan ada perwakilannya Rosneft ya di situ. Jadi gak mungkin gak komunikasi gitu. Segala bentuk keputusan-keputusan yang harus dilakukan, keluarnya keputusan bersama ya, pasti ada komunikasi di situ," katanya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rata-Rata Produksi Minyak Harian RI Cuma 580.224 Barel Tahun 2024