RI Pertimbangkan Teknologi Nuklir dari Rusia dan China

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyampaikan bahwa pemerintah saat ini masih mempertimbangkan penggunaan sejumlah teknologi reaktor nuklir yang ada di pasar global untuk bisa diterapkan di Indonesia.

Hal tersebut menyusul rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berkapasitas 500 Mega Watt (MW) yang sudah dimasukkan ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) periode 2025-2034.

"Untuk PLTN, kita di RUPTL itu kan ada rencana pengembangan sekitar 500 MW. Jadi untuk 500 MW ini kita akan mencoba untuk melihat apakah menggunakan teknologi SMR atau large scale," kata Yuliot ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Menurut dia, pemerintah sendiri telah mengkaji teknologi PLTN di beberapa negara, termasuk Kanada dan Korea Selatan. Namun demikian, Kanada belum memiliki teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang tersedia secara komersial, sedangkan Korea Selatan menawarkan teknologi skala besar.

"Jadi untuk teknologi yang ditawarkan katanya itu ada dari China atau dari Rusia, ini mungkin dari kunjungan Pak Menteri kemarin, mungkin ada pembahasan, kita tunggu penjelasan dari Pak Menteri," ujarnya.

Sementara itu, merespons adanya proposal dari perusahaan China untuk pembangunan PLTN di Indonesia, Yuliot menegaskan bahwa pemerintah masih dalam tahap mempertimbangkan teknologi yang akan digunakan.

"Ini kan kita mempertimbangkan teknologi terlebih dulu, jadi kalau teknologinya itu sesuai dan juga persyaratan TKDN, kita kan mempersyaratkan untuk TKDN-nya sekitar 40%," tambahnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rencana Umum Ketenagalistrikan Resmi Dirilis, Ada Pembangkit Nuklir!

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |