Perang Ancam 2 Tetangga RI, Thailand Tutup Perbatasan dengan Kamboja

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Thailand menutup sebagian besar perlintasan perbatasan dengan Kamboja di enam provinsi mulai Senin (23/6/2025). Aturan ini muncul setelah sengketa wilayah kedua negara tetangga yang memicu bentrokan militer mematikan bulan lalu.

Melansir AFP pada Selasa (24/6/2025), penutupan ini berlaku untuk semua kendaraan dan pejalan kaki, termasuk warga lokal dan wisatawan asing, kecuali pelajar dan pasien medis.

Penutupan berdampak pada titik-titik penting seperti Aranyaprathet-Poipet yang biasa dilalui wisatawan. Perintah militer meliputi provinsi Surin, Buriram, Sri Sa Ket, Sa Kaeo, Chanthaburi, dan Trat.

"Langkah-langkah ini akan memungkinkan perawatan medis dan aktivitas pelajar tetap berjalan, serta memastikan pasokan barang esensial tetap tersedia," kata Mayor Jenderal Winthai Suvaree.

Ketegangan memuncak setelah seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan bulan lalu di wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan. Sebagai respons, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet memerintahkan penghentian impor bahan bakar, gas, serta buah dan sayuran dari Thailand. Ia juga melarang penayangan drama Thailand dan memutus jaringan internet dari negara tetangga tersebut.

Kamboja telah memindahkan hampir 3.850 warga dari wilayah perbatasan dan meminta bantuan Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menyelesaikan sengketa di empat titik, termasuk tiga kuil kuno. Konflik ini berakar pada penentuan garis batas era kolonial Prancis di awal abad ke-20, dan telah menyebabkan sedikitnya 28 kematian sejak 2008.

Di Thailand, krisis ini turut mengguncang politik dalam negeri. Kebocoran percakapan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra yang meremehkan militer di wilayah perbatasan memicu tekanan publik dan membuat salah satu partai koalisi keluar dari pemerintahan. Ia kini menghadapi desakan untuk mundur atau menggelar pemilu lebih awal.

Thailand memanggil duta besar Kamboja pada Jumat lalu untuk menyampaikan protes resmi terkait pernyataan kontroversial tersebut. Sementara itu, prospek penyelesaian damai masih belum pasti di tengah ketegangan diplomatik dan militer yang terus meningkat.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article AS Ngamuk, Tiba-Tiba Tempatkan Rudal Typhon di 'Halaman Rumah' RI

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |