Andai Selat Hormuz Ditutup, Peredaran 15 Juta Barel Minyak Terganggu!

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Periode 2016-2019, Arcandra Tahar buka-bukaan terkait jumlah peredaran minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melewati Selat Hormuz, Iran.

Jika Iran memang menutup Selat Hormuz tersebut, perdagangan minyak Dunia tentunya akan tergantu. Arcandra menyatakan, Selat Hormuz melakukan peredaran minyak mentah sebanyak 15 juta barel per hari (bph). Angka tersebut setara dengan 15% kebutuhan minyak dunia.

Dari angka itu, Arcandra mencatat, ada tiga negara penghasil minyak terbesar dunia yang melakukan transaksi melalui Selat Hormuz tersebut. Diantaranya, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan juga Kuwait.

"Dan jumlahnya ini adalah kalau crude itu sekitar bisa 15-14 juta barrel per day, itu mewakili 14-15% kebutuhan dunia," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (24/6/2025).

Selat Hormuz bukan hanya sebagai jalur transportasi minyak mentah. Berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) untuk dikirimkan ke berbagai negara juga melewati Selat Hormuz. Dengan begitu, otomatis, pasokan BBM hingga 20% kebutuhan dunia akan terganggu.

"Kemudian yang produk BBM itu juga sekitar berapa? 8 juta ton atau sekitar, totalnya itu sekitar 20-an persen ketergantungan dunia, itu lewat Selat Hormuz," tegasnya.

Belum lagi, produk Liquefied Natural Gas (LNG) yang dikirimkan melalui kapal juga menggunakan Selat Hormuz sebagai jalur transportasi strategis. Utamanya, sebanyak 20% pasokan LNG dunia dari UAE dan Qatar melewati Selat Hormuz akan terganggu.

"Ditambah lagi LNG, LNG sekarang gas itu sudah menjadi komoditi yang diperdagangkan lewat kapal dan lain-lain, lewat Selat Hormuz berapa? Juga sekitar 20%, 15-20% itu yang berasal dari UAE, dari Qatar, itu lewat Selat Hormuz," tambahnya.

Indonesia Impor dari Arab & UEA

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia sepanjang tahun 2024 masih mengimpor migas setidaknya dari negara-negara berbagai negara.

Khusus dari Arab Saudi, Indonesia tercatat melakukan impor minyak mentah mencapai 7,04 juta ton. Indonesia juga mengimpor produk petroleum dari negara tersebut mencapai 3,42 juta ton, dan produk LPG mencapai 612 ribu ton.

Sedangkan, dari UAE, Indonesia tercatat mengimpor produk petroleum mencapai 964 ribu ton sepanjang tahun 2024. Indonesia juga mengimpor LPG dari UAE sepanjang tahun 2024 mencapai 639 ribu ton.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bahlil Tegaskan Minyak Mentah RI Bakal Diserap Untuk Dalam Negeri

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |