Kenali Kardiomiopati, Kelainan Otot pada Jantung Pemicu Mati Mendadak

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kematian mendadak pada seseorang sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Kondisi tersebut tentu menjadi hal menakutkan bagi banyak orang.

Menurut Kementerian Kesehatan, kebanyakan kejadian ini disebabkan karena penyakit genetik pada jantung yang sulit dideteksi karena tidak adanya keluhan.

Kematian mendadak ini terkadang terjadi pada orang usia muda di bawah 35 tahun dengan angka kejadian lebih banyak di pria dibandingkan wanita dan telah dilaporkan terjadi pada 1 dari 50.000 orang hingga 80.000 orang (pada atlet) per tahun.

Salah satu jenis penyakit jantung yang tak banyak diketahui dan menyebabkan kematian mendadak adalah kardiomiopati. Ini merupakan penyakit karena kelainan atau kerusakan otot jantung.

Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre, Singapura mengatakan bahwa kardiomiopati dapat menyebabkan kematian mendadak pada individu yang terkena selama masa kanak-kanak atau remaja.

"Kardiomiopati merupakan salah satu kelainan pada otot jantung. Kondisi ini bisa mengganggu kinerja jantung, sebab penyakit ini merupakan tanda ada kelainan secara struktur ataupun fungsi organ tersebut," kata dr. Tang Hak Chiaw dalam acara media gathering di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kardiomiopati merupakan kelompok penyakit otot jantung, termasuk hipertrofik cardiomyopathy (HCM)- penebalan otot jantung, dilated cardiomyopathy (DCM)- penipisan dan pelemahan otot jantung, dan arrhythmogenic cardiomyopathy (ARVC)- kelainan otot jantung, di mana otot digantikan dengan jaringan lemak/parut.

Umumnya, kondisi ini kerap terjadi tanpa adanya gejala. Namun beberapa gejala yang biasa muncul seperti perut kembung, detak jantung tidak teratur, nyeri dada, kaki bengkak, pusing dan pingsan.

"Banyak pasien kami adalah individu aktif dan tampak sehat, namun tiba-tiba mengalami gejala seperti pingsan, detak jantung tidak teratur, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan. Yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi ini sangat mudah terlewat tanpa kesadaran dan evaluasi medis yang tepat," paparnya.

Pengobatan dan Diagnosis Kardiomiopati
Untuk pengobatan kardiomiopati tergantung pada gejala serta tingkat kondisi pasien. Tujuan dari pengobatan adalah untuk meredakan dan mencegah perburukan gejala, serta mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.

Dokter akan memberikan obat-obatan yang dibutuhkan. Jika obat-obatan tidak mampu meredakan gejala kardiomiopati yang sudah terlalu parah, pasien dapat menjalani operasi jantung.

Untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit otot jantung, Dr. Tang juga menyarankan agar kerap melakukan diagnosis dengan Elektrokardiogram (EKG), Ekokardiogram, dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Cara Efektif Membuang Kelebihan Garam dari Tubuh

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |