Bahlil Ungkap Kondisi Mengerikan, Jika Selat Hormuz Iran Ditutup

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, menyampaikan kondisi yang cukup mengerikan, terutama apabila selat Hormuz ditutup menyusul konflik yang semakin panas antara Iran dan Israel. Pasalnya, minyak yang dikirim melalui selat ini setara dengan 30% pasokan minyak global.

Semula, Bahlil mengungkapkan terkait perubahan dalam dinamika geopolitik global yang sangat dinamis dan belum selesai. Mulai dari perang dagang antara Amerika Serikat-China, konflik Rusia-Ukraina, Israel-Palestina, kemudian yang baru-baru ini yakni konflik antara Israel-Iran yang melibatkan Amerika.

"Yang terbaru adalah persoalan Israel, Iran, dan Amerika masuk di kawasan Asia Pasifik, ketegangan lagi antara India dan Pakistan. Bapak-Ibu semua, akibat ini melahirkan sebuah kondisi ekonomi yang susah untuk terprediksi harus jujur saya katakan, ini susah sekali," kata Bahlil dalam acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9 Selasa (24/6/2025).

Ia lantas mengkhawatirkan konflik yang semakin meluas ini dapat berpengaruh terhadap pasokan minyak global. Terlebih, parlemen Iran menyetujui penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur vital untuk perdagangan minyak global.

"Selat Hormuz sekarang sudah dalam kondisi yang mengerikan juga karena parlemen Iran sudah menyetujui untuk penutupan itu dan dalam hitungan kami, hampir 30% jalur distribusi itu lewat situ kita nggak pernah berpikir apa yang akan terjadi pasca penutupan itu," kata Bahlil.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) terus memantau perkembangan memanasnya ketegangan geopolitik global, menyusul keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik antara Iran dengan Israel. Sebab apabila selat Hormuz terganggu, hal ini akan berdampak pada pemenuhan impor minyak domestik.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan bahwa penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan berdampak serius pada distribusi minyak mentah. Pasalnya, minyak yang dikirim melalui selat ini, setara dengan 20% pasokan minyak global.

"Jika nanti ada penutupan Selat Hormuz, dimana 20% pelayaran minyak mentah global melalui selat tersebut tentu sedikit banyak akan berdampak pada distribusi minyak mentah dunia," kata Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin (23/6/2025).

Oleh sebab itu, guna mengantisipasi kondisi tersebut, Pertamina telah mengamankan operasional kapal yang biasanya melalui jalur tersebut. Salah satunya dengan mengalihkan rute kapal ke jalur aman antara lain melalui Oman dan India untuk menjaga keberlangsungan rantai pasok. "Secara umum pasokan kita masih terkendali," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LPG 3 Kg Tak Dijual ke Pengecer, Bahlil Akhirnya Ungkap Alasannya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |