Laba Gudang Garam GGRM Anjlok 82%, Kekayaan Pemilik Menguap Triliunan

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ambruknya pendapatan PT Gudang Garam (GGRM) berdampak besar terhadap nilai kekayaan sang pemlik hingga petani di Temanggung, Jawa Tengah.

Nasib para petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kian terjepit. Harapan mereka untuk menjual hasil panen ke pabrikan besar pupus sudah, setelah sejumlah perusahaan rokok ternama seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan Nojorono memutuskan menghentikan pembelian tembakau dari wilayah ini.

Kondisi ini telah berlangsung sejak akhir tahun lalu dan kini kian terasa dampaknya seperti pasar tembakau lokal lesu, petani menumpuk hasil panen, dan ketidakpastian menghantui musim tanam berikutnya.

Padahal, kedua pabrikan tersebut selama ini dikenal sebagai penyerap utama tembakau Temanggung yang kualitasnya dikenal unggul di pasar nasional.

"Tahun lalu Gudang Garam dan Nojorono sudah absen beli di Kabupaten Temanggung," ungkap Kepala Desa Purbasari, Pujiyono, kepada CNBC Indonesia, Senin (16/6/2025).

Akibatnya, para petani kini kehilangan mitra strategis yang sebelumnya mampu menyerap ratusan ribu keranjang tembakau setiap musimnya. Kondisi ini tak hanya berdampak pada petani, tapi juga mengusik roda ekonomi daerah.

Pemerintah Kabupaten Temanggung pun bergerak cepat. Bupati Agus Setyawan telah mengirim surat resmi kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, memohon audiensi untuk menyampaikan keresahan petani dan meminta pemerintah pusat mengevaluasi kebijakan fiskal, terutama soal kenaikan cukai rokok yang dianggap menjadi pemicu utama melemahnya industri hasil tembakau.

Performa Kinerja Gudang Garam

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, terus membukukan penurunan laba bersih, yang disebabkan oleh penurunan tajam penjualan rokok.

Perusahaan yang berdiri pada tahun 1958 ini kini sudah makin redup, begitu juga dengan redupnya kekayaan sang pendiri perseroan. Susilo Wonowidjojo adalah pemilik PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Ia merupakan anak bungsu dari Surya Wonowidjojo, pendiri perusahaan rokok tersebut.

Pada tahun 1958, saat masih berusia 35 tahun, Surya mendirikan perusahaannya sendiri, yakni Gudang Garam di Kediri, Jawa Timur. Konon, ilham pemberian nama Gudang Garam diperolehnya dari mimpi. Surya berusaha mengembangkan usaha barunya dengan tekun.

Namun, Surya akhirnya meninggal pada tanggal 28 Agustus 1985 di Auckland, Selandia Baru. Pada tahun 2001, Gudang Garam telah memiliki enam unit pabrik di atas lahan seluas 100 hektare, mempekerjakan 40.000 buruh dan sekitar 3.000 karyawan tetap. Cukai rokok yang Gudang Garam bayarkan mencapai lebih dari Rp 100 miliar per tahunnya. Gudang Garam kini dilanjutkan oleh anaknya, Susilo Wonowidjojo.

Sayangnya perjalanan Gudang Garam kini makin berat. Produk Gudang Garam mengalami penurunan penjualan serta laba akibat kenaikan cukai yang berdampak pada daya beli konsumen yang cenderung stagnan.

Hal ini tercermin dari penurunan kinerja keuangan Gudang Garam. Pada laporan keuangan kuartal I 2025 mencatat laba bersih Rp104,43 miliar. Angka tersebut ambles 82,46% dari periode sama tahun sebelumnya Rp595,57 miliar

Laba bersih perseroan anjlok sejalan dengan penurunan pendapatan perseroan. Pendapatan Rp23,06 triliun, turun 12% dari posisi sama 2024 sebesar Rp26,26 triliun. Biaya pokok pendapatan Rp21,06 triliun, mengalami penurunan dari sebelumnya Rp23,47 triliun. Laba kotor tercatat Rp2 triliun, melorot 28% dari dari fase sama tahun lalu Rp2,79 triliun.

Pendapatan lainnya Rp108,84 miliar, melejit dari sebelumnya Rp42,16 miliar. Beban usaha Rp1,8 triliun, susut dari Rp1,87 triliun. Beban lainnya Rp1,16 miliar, menciut dari Rp1,23 miliar. Laba kurs Rp9,78 miliar, turun dari Rp18,69 miliar. Laba usaha Rp315,45 miliar, longsor dari posisi sama tahun lalu Rp981,9 miliar.

Beban bunga Rp120,34 miliar, lebih rendah dari Rp190,65 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp195,11 miliar, turun dari sebelumnya Rp791,24 miliar. Beban pajak penghasilan Rp87,59 miliar, susut dari Rp195,67 miliar. Laba Rp107,52 miliar, merosot dari akhir Maret 2024 senilai Rp595,57 miliar.

Adapun, total ekuitas tercatat Rp62,02 triliun, naik dari akhir tahun lalu Rp61,91 triliun. Jumlah liabilitas tercatat Rp22,37 triliun, mengalami penyusutan dari akhri 2024 senilai Rp23,02 triliun. Total aset Rp84,39 triliun, susut dari sebelumnya Rp84,93 triliun.

Turunnya Kekayaan Pemilik Gudang Garam

Penurunan performa kinerja keuangan Gudang Garam pun berpengaruh pada nilai kekayaan pemilik Gudang Garam saat ini yang dipegang oleh Susilo Wonowidjojo.

Menurut Forbes 2024, kekayaan keluarga Susilo tercatat sekitar US$2,9miliar atau setara dengan Rp 47,4 triliun (Rp16.345/US$1). Diketahui, Susilo memegang 1.709.685 lembar saham, yang setara dengan 0,09% dari total kepemilikan saham PT GudangGaram Tbk (GGRM). Meskipun proporsi sahamnya relatif kecil, posisi Susilo Wonowidjojo sangat penting dalam struktur kepemilikan karena dia adalah Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk.

Berdasarkan data Forbes, nilai kekayaan Susilo Wonowidjojo mengalami penurunan dari tahun ke tahun sejalan dengan performa kinerja keuangan Gudang Garam.

Nilai kekayaan Susilo sempat mengalami kenaikan pada 2014 ke 2018, sejalan dengan kenaikan laba bersih Gudang Garam.

Namun sayangnya sejak 2019 hingga 2024, harta kekayaan Susilo semakin terkikis. Bahkan jika dihitung sejak nilai kekayaan 2018 sebesar US$9,2 miliar hingga menjadi US$2,9 miliar, berarti kekayaan Susilo sudah turun sebanyak 68,5% atau ia telah kehilangan sebesar US$6,3 miliar dalam enam tahun terakhir atau jika dirupiahkan saat ini sebesar Rp102,97 triliun (Rp16.345/US$1).


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |