Bos OJK Buka-bukaan Kondisi Industri Keuangan Saat Ini

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut perekonomian Indonesia pada kuartal I-2025 masih mencatat pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan tersebut didukung oleh kekuatan sektor jasa keuangan (SJK) yang tetap stabil.

Namun demikian, laju pertumbuhan tercatat masih berada di batas bawah dari target tahunan yang telah ditetapkan industri bersama pemerintah. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa sejumlah indikator utama menunjukkan capaian yang belum optimal.

"Jadi seperti misalnya untuk pertumbuhan kredit perbankan Itu berada di kisaran mendekati 9%. Pada saat penentuan target, target kredit perbankan itu 9%-11," ungkap Mahendra dalam acara Power Lunch, Economic Update CNBC Indonesia, Selasa, (24/6/2025).

Sementara itu, dana yang dihimpun dari pasar modal lewat penawaran umum saham (IPO) juga hanya menyentuh ambang bawah dari target. Hal serupa juga terjadi di industri asuransi, dana pensiun, hingga pembiayaan atau multifinance.

Secara umum, sektor-sektor tersebut tumbuh sesuai target, namun tidak mampu menembus batas atas kisaran yang ditentukan. Menurut Mahendra, capaian ini dipengaruhi oleh dua dimensi besar, yakni faktor global dan domestik.

Dari sisi global, gejolak geopolitik seperti konflik di Eropa dan Timur Tengah serta perang dagang Amerika Serikat menambah ketidakpastian. Ketidakpastian global tersebut mendorong volatilitas pasar dan menyebabkan arus modal berpindah cepat antar instrumen, baik di pasar saham, obligasi, maupun komoditas.

Dampak lain dari gejolak global tersebut adalah keputusan banyak bank sentral dunia untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari perkiraan. Kondisi ini menyebabkan likuiditas menjadi lebih ketat dan biaya dana (cost of fund) semakin mahal.

"Sehingga kemudian biaya dari uang atau cost of fund Biaya dari dana itu menjadi lebih mahal daripada lainnya. Ini yang juga tentu mempengaruhi peningkatan dari pertumbuhan kredit, pertumbuhan pengumpulan dana yang lain-lain yang saya sampaikan di depan tadi itu dan juga tentu meningkatnya risiko yang dihadapi oleh industri keuangan secara menyeluruh," kata Mahendra.

Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga mencerminkan tren serupa dengan sektor keuangan. Mahendra mengatakan konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, investasi, dan produksi masih berada di level yang hati-hati.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4,87% secara year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025 ini dimotori oleh konsumsi ekspor dan konsumsi rumah tangga.

Kedua sektor ini mencatat pertumbuhan masing-masing sebesar 6,78% dan 4,89% dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 54,53% untuk konsumsi dan 22,30% untuk ekspor.

Jika dibandingkan dengan kuartal IV-2024, konsumsi rumah tangga stagnan di posisi 4,89%. Namun jika dibandingkan pada kuartal I-2024, konsumsi rumah tangga pada awal tahun ini lebih tinggi. Pada kuartal I-2024, konsumsi rumah tangga hanya 4,91%. Jika dilihat konsumsi rumah tangga tidak pernah mencapai 5% sejak kuartal III-2023.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article OJK Resmi Luncurkan Portal Data Terintegrasi Sektor Jasa Keuangan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |