Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNBCIndonesia.com
Menjelang pertengahan tahun, geliat roda ekonomi daerah mulai terasa. Bukan semata-mata oleh derasnya arus wisatawan atau datangnya musim panen, tetapi juga adanya, dua momen penting yang saling berkaitan, yakni pencairan gaji ketiga belas bagi aparatur sipil negara (ASN) dan memasuki tahun ajaran baru.
Di wilayah kerja KPPN Blitar yang meliputi Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tulungagung, kedua momen ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap kondisi ekonomi dan sosial, utamanya pada sektor pendidikan dan konsumsi rumah tangga.
Penopang Kebutuhan Pendidikan Keluarga
Gaji ketiga belas yang mulai cair pada awal Juni 2025 lalu menjadi angin segar tersendiri bagi ASN, TNI, Polri, dan pensiunan, sebagai tambahan penghasilan yang strategis.
Di wilayah kerja KPPN Blitar, pencairan gaji ketiga belas pegawai pusat meliputi ASN dan Polri mencapai sebesar Rp 29,39 miliar untuk 6.017 pegawai penerima pembayaran. Sementara untuk ketiga pemerintah daerah di wilayah kerja KPPN Blitar diperkirakan mencapai Rp 130,78 miliar untuk 23.781 pegawai penerima pembayaran.
Waktu pencairan ini bertepatan dengan persiapan masyarakat menyambut tahun ajaran baru 2025/2026. Beragam keperluan sekolah seperti pembelian seragam, buku, tas, sepatu, maupun biaya keperluan sekolah lainnya yang diperkirakan cenderung mengalami peningkatan pada masa-masa ini.
Bagi banyak keluarga, gaji ketiga belas diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan yang meningkat menjelang masuk sekolah. Tentu hal ini secara psikologis, berpengaruh positif bagi anak-anak dalam memulai tahun ajaran baru dengan perlengkapan yang lebih lengkap dan rasa percaya diri.
Dorongan Ekonomi Pendidikan Lokal
Dampak pencairan gaji ketiga belas setidaknya juga dirasakan oleh para pelaku usaha ekonomi lokal. Baik toko perlengkapan sekolah, penjahit seragam, pedagang buku, maupun penyedia jasa lainnya diperkirakan akan mengalami lonjakan permintaan.
Kabupaten Tulungagung, dikenal sebagai salah satu sentra produksi sepatu dan tas di Jawa Timur, tahun ajaran baru menjadi berkah tersendiri bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Permintaan cenderung meningkat seiring naiknya daya beli masyarakat.
Laporan mingguan kinerja belanja APBN pada KPPN Blitar sampai dengan minggu ketiga bulan Juni 2025, mencatat kinerja penyerapan belanja pegawai mencapai 59,72%, di mana salah satunya disokong oleh realisasi pencairan gaji ketiga belas. Dampak dari meningkatnya konsumsi rumah tangga ini, juga ikut mendorong roda ekonomi daerah, terutama di tengah lesunya beberapa sektor saat ini.
Refleksi Kebijakan Fiskal yang Responsif
Kebijakan penyelarasan waktu pembayaran gaji ketiga belas dan tahun ajaran baru menunjukkan bahwa pemerintah mempertimbangkan siklus kehidupan sosial masyarakat dalam menyusun kebijakan fiskal. Tak melulu capaian angka ekonomi makro, namun juga memperhatikan dampak sosial dari kebijakan yang diambil.
Di wilayah seperti Blitar dan Tulungagung, yang memiliki karakter masyarakat agraris dan basis aparatur yang cukup kuat, momen ini sangat berpengaruh dalam menjaga daya beli serta mendorong belanja yang produktif, khususnya di sektor pendidikan.
Tak sekadar angka
Gaji ketiga belas tidak lagi soal angka dalam lembar SP2D atau tambahan saldo rekening ASN. Namun cerita di balik semua itu, ada pengaruh positif terhadap kesiapan anak-anak masuk sekolah, geliat UMKM pendidikan, dan denyut ekonomi daerah. Bagi wilayah kerja KPPN Blitar, kebijakan ini menjadi pendorong nyata bagi pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan.
(miq/miq)