Jakarta, CNBC Indonesia - Apa yang terlintas di pikiran saat mendengar kata "orang kaya"? Mungkin gambaran seseorang di atas kapal pesiar dengan jam tangan mewah sambil menyeruput sampanye. Namun secara ekonomi, definisi "kaya" tidak sesederhana itu.
Faktanya, status "kaya" sangat relatif tergantung pada pendapatan, aset, dan lingkungan sosial seseorang. Menurut Pew Research Center, seseorang baru bisa disebut kelompok berpenghasilan atas jika pendapatannya lebih tinggi dibandingkan mayoritas penduduk di wilayah tempat tinggalnya dengan ukuran keluarga yang sama.
Apa yang Dimaksud Status "Kaya Raya" Saat Ini?
Secara umum, ekonom menyebut seseorang "kaya" jika ia memiliki aset yang bisa menghasilkan pendapatan, seperti investasi atau bisnis. Di sisi lain, banyak orang menyebut diri mereka kaya jika mampu memenuhi semua kebutuhan hidupnya dengan mudah, tanpa perlu khawatir soal keuangan.
Namun nilai yang dianggap cukup untuk mencapai itu sangat bergantung pada tempat tinggal. Semisal kepemilikan mobil di Amerika Serikat adalah kebutuhan. Tetapi di India atau China hanya sebagian kecil penduduk yang mampu membelinya, masing-masing hanya sekitar 3% dan 22%. Sehingga, orang yang memiliki mobil di India dan China seringkali dianggap kaya.
Berapa Jumlah Harta yang Dianggap Kaya?
Jika mengacu pada standar di Amerika Serikat, Survei Charles Schwab menunjukkan bahwa mayoritas orang menganggap seseorang baru disebut kaya jika memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 2,5 juta (sekitar Rp41 miliar), naik 14% dibanding tahun 2023.
Soal kebahagiaan, studi dari University of Pennsylvania menunjukkan, pendapatan memang berkorelasi dengan kebahagiaan, tetapi efeknya cenderung datar setelah mencapai US$ 100.000 per tahun.
Ada cara membangun kekayaan secara bertahap dikutip dari Yahoo Finance pada Senin (23/6/2025):
1. Rencanakan Warisan Sejak Dini
Banyak orang mengabaikan perencanaan aset karena merasa tidak punya harta cukup. Padahal warisan yang dikelola baik dapat menjadi sumber kekayaan yang minim pajak.
2. Pertimbangkan Pindah Domisili
Tinggal di tempat dengan biaya hidup lebih rendah namun berpenghasilan sama atau lebih tinggi bisa membuat keuangan jauh lebih sehat.
3. Fokus pada Pertumbuhan Pendapatan Jangka Panjang
Kenaikan gaji 3% per tahun mungkin tak cukup melawan inflasi. Sebaliknya, berpindah kerja bisa memberi lonjakan hingga 7% atau lebih. Negosiasi gaji dan peningkatan keahlian sangat disarankan.
4. Hindari Utang Berbunga Tinggi
Bunga kartu kredit rata-rata mencapai 23%, jauh lebih tinggi dibanding potensi imbal hasil investasi pasar saham yang hanya 7-10% per tahun.
5. Bangun Pendapatan Pasif
Pendapatan pasif dari saham, bunga bank, atau sewa properti bisa memperkuat keuangan tanpa bergantung pada kerja aktif.
6. Mulai Sekarang
Prinsip bunga majemuk bekerja optimal jika Anda mulai berinvestasi sedini mungkin. Waktu adalah senjata utama dalam membangun kekayaan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Resign dari Tentara, Pria Ini Jadi ART & Mendadak Kaya