Jakarta, CNBC Indonesia - Israel meluncurkan serangan ke situs nuklir Fordow milik Iran pada Senin (23/6/2025), sehari setelah lokasi yang sama dihantam serangan udara Amerika Serikat. Kantor berita Tasnim menyebutkan serangan tersebut memicu kekhawatiran baru mengenai eskalasi konflik bersenjata dan risiko terhadap program nuklir Iran.
Juru bicara Markas Manajemen Krisis Provinsi Qom, Morteza Heydari, menyatakan bahwa situs Fordow kembali diserang, namun tidak mengidentifikasi pelaku serangan kali ini.
"Tidak ada bahaya yang mengancam warga di wilayah ini," kata Heydari, seraya menambahkan bahwa upaya penanganan dan pengamanan tengah dilakukan oleh otoritas setempat.
Situs nuklir Fordow adalah salah satu dari tiga fasilitas yang sebelumnya dihantam serangan udara AS. Fordow dikenal sebagai fasilitas pengayaan uranium yang berada di bawah tanah dan memiliki perlindungan tinggi terhadap serangan militer.
Sementara itu, serangan udara skala besar Israel juga menghantam ibu kota Teheran dan kota Karaj pada siang hari waktu setempat. Tayangan televisi nasional Iran sempat terganggu setelah gedung teknis yang menopang siaran langsung beberapa saluran televisi terkena serangan. Ledakan besar menyebabkan gumpalan asap membumbung tinggi di berbagai penjuru kota.
Sejumlah fasilitas penting di Teheran turut menjadi sasaran. Di antaranya adalah Universitas Shahid Beheshti, salah satu universitas paling prestisius di Iran yang berlokasi di utara kota.
Gedung milik Palang Merah Iran (Red Crescent Society) juga terkena serangan, serta pintu masuk Penjara Evin, sebuah lembaga penahanan terkenal yang menyimpan sejumlah tahanan politik dan warga negara asing.
Dalam pertemuan darurat Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Direktur Jenderal Rafael Grossi memberikan pembaruan situasi fasilitas nuklir Iran. "Kawah-kawah sekarang terlihat di situs Fordow... ini mengindikasikan penggunaan amunisi penghancur bunker," ungkap Grossi.
Meskipun belum ada pihak, termasuk IAEA, yang dapat secara menyeluruh menilai kerusakan di bawah tanah, Grossi menilai dampaknya kemungkinan sangat signifikan.
"Hal itu karena daya ledak tinggi dari amunisi yang digunakan dan sifat sentrifugal yang sangat sensitif terhadap getaran ekstrem," tegasnya.
Fasilitas Fordow merupakan situs yang dibangun di bawah pegunungan selatan Teheran dan selama ini menjadi simbol ketahanan program nuklir Iran. Menurut para ahli, jika terjadi kerusakan besar pada sentrifugal di Fordow, maka kapasitas pengayaan uranium Iran bisa mengalami gangguan besar.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Israel Serang Iran, Mencegah atau Memicu Perang Nuklir?