Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank mencatat terjadinya peralihan pola investasi masyarakat Indonesia saat ini, di tengah semakin meningkatnya ketidakpastian akibat perang dagang hingga konflik bersenjata di berbagai belahan dunia.
"Meningkatnya ketidakpastian juga menggeser preferensi investasi rumah tangga. Pada kuartal I-2025, indeks ketidakpastian mencapai titik tertinggi dalam lima tahun," dikutip dari Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2025, Senin (23/6/2025).
Bank Dunia mengungkapkan, masyarakat mulai meninggalkan instrumen investasi ekuitas, seperti saham, hingga investasi obligasi, dan tak terkecuali deposito. Mereka kini mulai beralih untuk membeli emas maupun aset-aset properti.
Makin maraknya tren pembelian khusus properti menurut Bank Dunia terekam dari meningkatnya kredit kepemilikan rumah dan apartemen yang pertumbuhannya mencapai 80%.
"Kredit kepemilikan rumah dan apartemen meningkat sebesar 80%, yang mencerminkan pergeseran preferensi konsumen ke aset safe haven," tulis Bank Dunia dalam laporan terbarunya itu.
Sementara itu, untuk emas, menurut Bank Dunia terlihat dari kenaikan harganya secara signifikan sebagaimana juga terjadi di tingkat global. "Ketidakpastian global mendorong harga emas naik karena bank sentral meningkatkan pembelian," kata Bank Dunia.
Namun, Bank Dunia menggarisbawahi bahwa tren peningkatan investasi dan konsumsi untuk aset-aset safe haven ini tidak dipicu oleh lonjakan permintaan dari kelas menengah. Sebab, tren konsumsi yang saat ini melajunya sangat cepat ialah golongan kelas atas alias orang kaya.
Bank Dunia mengungkapkan, dari 2019 hingga 2024, 40% masyarakat termiskin mengalami peningkatan konsumsi sebesar 2-3% per tahun ditopang oleh bantuan sosial dari pemerintah setelah memperhitungkan inflasi, dan 10% golongan masyarakat terkaya juga mengalami peningkatan konsumsi tahunan sebesar 3%.
Untuk golongan kelas menengah maupun calon kelas menengah-mereka yang berada dalam persentil ke 40-90 dari distribusi konsumsi-hanya mengalami pertumbuhan sekitar 1,3% per tahun 2019.
"Konsumsi kelas menengah yang tertinggal terus berlanjut sejak pandemi. Dari 2019 hingga 2024, konsumsi rumah tangga kelas menengah yang disesuaikan dengan inflasi hanya tumbuh sebesar 1,3% per tahun dibandingkan dengan 2-3% untuk kelompok termiskin dan terkaya," tulis Bank Dunia.
(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masa Depan Investasi Emas, Digitalisasi & Dominasi Bullion Bank