FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
23 June 2025 21:15

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi selama pertemuan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin (23/6/2025). Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini menyatakan bahwa agresi terhadap Iran "tidak berdasar. Hal ini menyusul serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah fasilitas nuklir di Iran. (Sputnik/Alexander Kazakov/Pool via REUTERS)

Dalam pembicaraan yang berlangsung di Kremlin, Putin menegaskan bahwa serangan terhadap Iran adalah agresi yang sama sekali tidak beralasan" dan tidak dapat dibenarkan. (Sputnik/Alexander Kazakov/Pool via REUTERS)

Komentar Presiden Rusia ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan udara terkoordinasi yang dilakukan AS dan Israel terhadap target-target di Iran. Serangan AS pada Minggu (22/6) menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran, yang kemudian dibalas oleh Iran dengan rudal dan pesawat tak berawak. (Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS)

Kremlin sebelumnya telah menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi di Iran, memperingatkan bahwa tindakan AS telah meningkatkan jumlah peserta dalam konflik dan memicu spiral eskalasi baru. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga menyoroti kekhawatiran mengenai nasib situs nuklir Iran dan potensi risiko radiasi. (Sputnik/Alexander Kazakov/Pool via REUTERS)

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Putin atas kecamannya terhadap serangan AS. Araghchi menyatakan bahwa Rusia berdiri di "sisi sejarah yang benar" dan menyampaikan salam dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Masoud Pezeshkian kepada Putin. (Sputnik/Sergei Karpukhin/Pool via REUTERS)

Meskipun Rusia memiliki perjanjian kemitraan strategis dengan Iran yang ditandatangani pada Januari lalu, Moskow belum menawarkan bantuan militer langsung kepada Teheran. Putin juga sebelumnya telah menawarkan diri sebagai mediator, meski kemudian hal ini tidak diteruskan terutama setelah Presiden AS Donald Trump menolak peran mediasi Kremlin. (Sputnik/Alexander Kazakov/Pool via REUTERS)