Ekspor Batu Bara RI ke China dan India Turun, Pemerintah Titahkan Ini..

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pelaku usaha batu bara untuk memperluas pasar ekspor ke luar negeri selain China dan India. Hal ini dilakukan menyusul penurunan permintaan dari dua negara tersebut akibat kelebihan pasokan domestik.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba), Tri Winarno menjelaskan bahwa turunnya volume ekspor batu bara ke China dan India terjadi lantaran kedua negara tersebut sedang mengalami lonjakan produksi dalam negeri.

"Ya karena produksi, karena memang suplai lagi over, India sama China kan produksinya meningkat," ujar Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM dikutip Selasa (24/6/2025).

Tri belum dapat memaparkan proyeksi realisasi ekspor batu bara hingga akhir tahun. Namun demikian, pemerintah tetap mempertahankan target produksi nasional sebesar 715 juta ton pada 2025.

Oleh sebab itu, ia mendorong para pelaku usaha untuk menjajaki pasar di kawasan ASEAN, seperti Vietnam dan Malaysia, yang dinilai sebagai tujuan potensial dalam upaya diversifikasi ekspor batu bara Indonesia. Meskipun hal tersebut dilakukan melalui skema business-to-business (B2B).

Sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke negara tujuan utama seperti China dan India diprediksi akan mengalami penurunan dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut terungkap dalam laporan terbaru Energy Shift Institute (ESI) "Coal in Indonesia Paradox of Strength and Uncertainty".

Hazel Ilango, Principal dan Pemimpin Kajian Transisi Batu Bara Indonesia di ESI, mengungkapkan bahwa ke depan akan ada pergeseran struktural dalam hal permintaan batu bara RI. Ini menyusul penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Berdasarkan riset EMBER misalnya, permintaan listrik baru di China terus meningkat, namun pertumbuhan pembangkit listrik berbasis batu bara mulai melambat sejak awal 2010-an.

"Kita juga melihat pergeseran struktural dalam permintaan. Berdasarkan riset EMBER, grafik di sebelah kiri menunjukkan bahwa di Tiongkok, permintaan listrik baru (garis hitam) terus meningkat, sementara pembangkit fosil (garis merah) mulai melandai sejak awal 2010-an," kata dia dalam peluncuran laporan The Energy Shift Institute "Coal in Indonesia: Paradox of Strength and Uncertainty", dikutip Rabu (18/6/2025).

Sementara, di India tren yang sama juga mulai terlihat meskipun lebih lambat. Setidaknya, sekitar dua pertiga pertumbuhan permintaan listrik di sana masih ditopang batu bara, namun arah pergeseran ke energi bersih juga semakin terlihat.

"Jika tren ini berlanjut, ekspor batu bara Indonesia bisa stagnan atau bahkan turun dalam jangka panjang," katanya.

Selain itu, Presiden Xi Jinping baru-baru ini juga kembali menegaskan komitmennya terhadap target iklim 2035 dan penggunaan energi bersih. Pada 2024, energi bersih memenuhi 81% pertumbuhan permintaan listrik Tiongkok. Ketergantungan pada batu bara diprediksi akan mencapai titik jenuh dan mulai menurun.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Pengusaha Berharap Pemerintah Tarik Aturan HBA Ekspor Batu Bara

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |