AS-Iran Memanas, Dolar AS Berisiko Balik Rp16.800

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Amerika Serikat (AS) ke Iran yang diluncurkan kemarin, Minggu (22/6/2025), berisiko menekan pergerakan nilai tukar rupiah. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede.

Josua mengingatkan tekanan terhadap rupiah diperkirakan akan meningkat secara signifikan. Pasca serangan awal pada pertengahan Juni 2025, rupiah sudah melemah sekitar 0,9% atau 150 point menjadi Rp16.385 per USD.

"Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan dolar AS sebagai safe haven akibat ketidakpastian geopolitik global serta lonjakan harga minyak dunia," kata Josua.

Menurut analisis terbaru, peningkatan harga minyak global akibat konflik ini telah mencapai lebih dari 7%, dengan Brent mencapai sekitar US$ 74 per barel, dan berpotensi melonjak hingga di atas US$ 100 per barel jika konflik semakin meluas, terutama apabila jalur pasokan melalui Selat Hormuz terganggu.

Ekonom yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai, gangguan jalur perdagangan global di Selat Hormuz, kawasan Iran, dapat memicu harga minyak melonjak, memperbesar tekanan inflasi global dan mempersempit ruang kebijakan moneter banyak negara.

"Dalam konteks ini, Indonesia menghadapi tantangan ganda: potensi depresiasi rupiah yang dapat memicu kenaikan harga barang impor dan beban fiskal yang meningkat akibat subsidi energi yang membengkak," ucap Karimi, Senin (23/6/2025).

Karimi mengungkapkan, bila merujuk skenario terburuk yang diperkirakan Oxford Economics, harga minyak dunia bisa mencapai US$ 130 per barel, dari posisi saat ini di kisaran US$ 70 per barel, jika Iran menutup Selat Hormuz.

Kenaikan harga tersebut dapat mendorong inflasi AS ke angka 6% dan membatalkan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini. Dampaknya, arus modal keluar dari pasar negara berkembang termasuk Indonesia dapat terjadi, memperlemah rupiah, memperberat biaya subsidi energi di APBN dan memukul daya beli masyarakat.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami koreksi cukup dalam pada perdagangan hari ini, Senin (23/6/2025), seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah.

Sejumlah analis memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (23/06/2025) dapat terkoreksi ke level Rp16.500-Rp16.800 per dolar AS.

Menurut Ahmad Mikail Zaini, Ekonom dari Sucor Sekuritas, peningkatan eskalasi konflik juga berisiko mendorong harga minyak dunia melonjak, yang pada akhirnya menjadi tekanan tambahan bagi negara importir seperti Indonesia.

Ahmad memperkirakan bahwa rupiah akan melemah pada perdagangan Senin (23/6/2025), dan mungkin bisa kembali terkoreksi hingga ke level Rp16.800/US$1 dalam waktu dekat.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Rupiah Ambruk ke Rp16.635 per USD, Dekati Level Saat 1998

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |