Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya banjir posisi atau rob. Kondisi ini bisa terjadi pada periode tanggal 22 Juni sampai 2 Juli 2025 di berbagai lokasi di Indonesia.
"Potensi banjir pesisir yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir. Seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," kata Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo dalam keterangan resmi, dikutip Senin (23/6/2025).
"Masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari Pasang Maksimum Air Laut. Serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG melalui Cal Center BMKG 196, https://maritim.bmkg.go.id/, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat," tambahnya.
Lalu apa penyebab banjir rob bisa terjadi?
Eko menjelaskan, adanya fenomena Fase Perigee (ketika Bulan berada pada posisi terdekatnya ke Bumi dalam orbit elipsnya) pada tanggal 23 Juni 2025 dan Bulan Baru pada tanggal 25 Juni 2025, berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
Sehingga, dia menambahkan, berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob), berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia.
Di antaranya dapat terjadi di:
- Pesisir Sumatra Utara
- Pesisir Kepulauan Riau
- Pesisir Sumatra Barat
- Pesisir Kep. Bangka Belitung
- Pesisir Jambi
- Pesisir Lampung
- Pesisir Banten
- Pesisir Jakarta
- Pesisir Jawa Barat
- Pesisir Jawa Tengah
- Pesisir DI Yogyakarta
- Pesisir Jawa Timur
- Pesisir Bali
- Pesisir Nusa Tenggara Barat
- Pesisir Nusa Tenggara Timur
- Pesisir Kalimantan Timur
- Pesisir Kalimantan Selatan
- Pesisir Kalimantan Tengah
- Pesisir Kalimantan Barat
- Pesisir Sulawesi Utara
- Pesisir Maluku
- Pesisir Papua Selatan.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article La Nina-Banjir Rob Ancam Musim Mudik Lebaran 2025, BMKG Ingatkan Ini