Pasar Ular Sunyi Sepi, Nasib Pedagang-Tukang Parkir Bikin Ngelus Dada

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi pasar Pasar Ular, Jakarta Utara tampak memprihatinkan, seakan susah untuk hidup kembali. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar yang berlokasi di Plumpang, Jakarta Utara ini pada Senin (23/6/2025), pembeli yang berkunjung sangat sepi. Bahkan, jumlahnya pun bisa kurang dari puluhan.

Padahal, pasar ini sempat berjaya sebelum pandemi Covid-19. Bahkan dari pengakuan beberapa pedagang, ramainya pasar ini dahulu membuat jalan di depannya padat. Namun kini kondisinya mengkhawatirkan dan banyak pedagang harus memutar otak demi untuk menyambungkan hidupnya.

Berdasarkan catatan pemilik pasar, ada sekitar 200-an toko yang berada di pasar ini. Dahulu, toko-toko tersebut masih banyak yang buka. Namun sejak pandemi melanda, ada 60 toko yang sudah tutup. Beberapa pedagang, tukang parkir, hingga pemilik pun buka-bukaan soal kondisi terkini Pasar Ular.

Dahulu, pasar ini ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama berpenghasilan menengah ke atas, mengingat barang-barang yang diperjualbelikan mayoritas merupakan barang branded, tetapi harga bersahabat karena dapat ditawar. Di bagian parkir kendaraan, dahulu banyak mobil mewah yang parkir di sini. Bahkan, jalan di depan pasar juga sempat padat ketika banyak pelanggan yang datang.

Namun kondisinya saat ini seakan berubah hingga 180 derajat, di mana dahulu banyak orang yang sekadar berlalu lalang di dalam pasar hingga memenuhi parkir, kini pelanggan di dalam pasar bisa dihitung dengan jari. Bahkan, pelanggan yang datang pun bisa kurang dari sepuluh saja. Begitu juga di lahan parkir, di mana hanya ada belasan mobil yang terparkir, itupun bukan pelanggan pasar.

Sarman, tukang parkir di Pasar Ular membenarkan hal demikian, di mana sebelum pandemi Covid-19 merebak, banyak pelanggan yang menggunakan kendaraan hingga memenuhi hampir seluruh lahan parkir yang ada.

"Dulu yang parkir di sini bisa sampai bikin macet jalan di depan pasar, sekarang sudah mustahil sepertinya," kata Sarman saat ditemui wartawan CNBC Indonesia, Senin (23/6/2025).

Sepinya pelanggan juga mempengaruhi kehidupan Sarman, di mana saat masih ramai Ia bisa mendapatkan penghasilan ratusan ribu hingga satu juta rupiah, kini Ia hanya mendapatkan puluhan ribu rupiah.

Pasar Ular di Tanjung Priok Jakarta Utara sunyi sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Pasar Ular di Tanjung Priok Jakarta Utara sunyi sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Pasar Ular di Tanjung Priok Jakarta Utara sunyi sepi. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

"Dulu ketika ramai, ya saya bisa dapat Rp 500 ribu, paling banyak ya Rp 1 juta, sekarang, ya Rp 20 ribu aja sudah alhamdulillah," ungkapnya.

Begitu juga Uus, pemilik Pasar Ular, mengatakan kondisinya jauh memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Ia mengatakan bahwa sepinya Pasar Ular sejatinya sudah di mulai 2014.

"Sebenarnya sudah mulai sepi sejak 2014, cuma waktu itu kalau Sabtu-Minggu atau tanggal merah masih ada ramainya, sekarang sudah tidak bisa begitu, mau Sabtu-Minggu, tanggal merah, atau hari biasa, ya sama saja, begini juga," kata Uus.

Bahkan, pasar ini sempat dijanjikan akan direnovasi, seperti halnya pasar modern. Namun, hal tersebut belum terealisasi hingga kini.

"Sebenarnya dulu ada isu mau direnovasi dan dibuat seperti pasar modern, cuma tidak terelasisasi sampai sekarang," ungkapnya.

Meski begitu, Ia kini tidak mengharapkan lagi untuk direnovasi, tetapi bagaimana cara pemerintah kembali meramaikan pasar-pasar legendaris seperti Pasar Ular.

"Sebenarnya kalau nanti jadi lanjut direnovasi, ya buat apa kalau pengunjung yang datang makin sepi, ya harapan kami sih bagaimana pemerintah bisa membalikan lagi daya beli dan agar masyarakat bisa ramai kesini lagi," ujarnya.

Sementara itu, beberapa pedagang yang ditemui CNBC Indonesia mengungkapkan omzet penjualan secara rata-rata menurun hingga lebih dari 50%, di mana pedagang dahulu bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah, kini mereka hanya mendapatkan keuntungan puluhan ribu rupiah saja.

Fahri, pedagang pakaian di pasar tersebut mengatakan dahulu Ia dapat menjual pakaian hingga tiga kali lipat dan meraup keuntungan hingga Rp 5 juta. Kini Ia hanya dapat menjual pakaian dua hingga tiga dan keuntungannya pun hanya mendapat puluhan ribu rupiah.

"Dulu, celana panjang saja bisa kejual tiga kali lipat yang ada disini, ya maksimal bisa dapat Rp 5 juta per hari, sekarang satu atau dua saja sudah bersyukur, itu keuntungan yang didapat tidak ada Rp 500 ribu," kata Fahri.

Bahkan menurutnya, momentum hari raya Lebaran atau libur panjang kini tak lagi dapat mendongkrak penjualannya.

"Wah, kalau dulu waktu yang paling ditunggu-tunggu kami ya lebaran, karena biasanya ramainya melonjak, tapi tahun ini, ketika lebaran, ya tidak ngaruh, tetap sepi," ujar Fahri.

Begitu juga Soleh, pedagang aksesoris mengungkapkan ketika masih ramai, Ia dapat menjual dompet hingga 12 buah atau selusin per hari. Kini, Ia hanya dapat menjual satu buah saja per harinya.

"Dulu waktu masih ramai, kalau kita sehari bisa satu lusin jual dompet, sekarang kejual satu saja sudah bagus," ungkap Soleh.

Dari omzet penjualan yang didapat, dahulu Ia bisa mendapatkan hingga Rp 5 juta. Namun kini untuk mendapatkan Rp 500 ribu saja cukup sulit.

"Dulu bisa jutaan dapat dari jual dompet saja, ya Rp 5 jutaan, sekarang, kejual satu dompet, tidak ada sampai Rp 500 ribu," ujarnya.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di pasar yang berlokasi di Plumpang, Jakarta Utara ini pada Senin (23/6/2025), pembeli yang berkunjung sangat sepi. Bahkan, jumlahnya pun bisa kurang dari puluhan. Padahal, pasar ini sempat berjaya sebelum pandemi Covid-19. Bahkan dari pengakuan beberapa pedagang, ramainya pasar ini dahulu membuat jalan di depannya padat.

Namun kini kondisinya mengkhawatirkan dan banyak pedagang harus memutar otak demi untuk menyambungkan hidupnya. Berdasarkan catatan pemilik pasar, ada sekitar 200-an toko yang berada di pasar ini. Dahulu, toko-toko tersebut masih banyak yang buka. Namun sejak pandemi melanda, ada 60 toko yang sudah tutup.


(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Pasar Baru Bak Kuburan, Nasib Tukang Parkir Merana-Satpam Terancam PHK

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |