Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu dengan Menteri Keuangan Arab Saudi Al Jadaan dan Menteri Keuangan Qatar Ali Alkuwari di sela-sela pertemuan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang digelar di Beijing, Tiongkok.
Melansir unggahan akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani dalam pertemuan tersebut mereka membahas situasi perang yang sedang terjadi di Timur Tengah.
Serta dampak pada negatif pada aspek kemanusiaan dan ketidakpastian yang diakibatkan yang akan sangat negatif pada ekonomi seluruh dunia.
"Kita semua berharap kondisi di Timur Tengah segera mereda dan mencapai kesepakatan perdamaian untuk kepentingan seluruh umat manusia," ujar Sri Mulyani dikutip Rabu (25/6/2025).
Sebagai informasi, Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebuah lembaga keuangan multilateral di bidang pendanaan infrastruktur yang beranggotakan 110 negara. Indonesia termasuk negara pendiri dan anggota.
AIIB memilik total aset US$ 57.1 miliar dan kredit investasi sebesar US$ 26,6 miliar.
Sebelum bertemu dengan dua menteri dari negara Timur Tengah, Sri Mulyani mengikuti Governor Special Session untuk membahas visi calon tunggal Presiden AIIB periode 2026-2031 yaitu Madame Zou Jiayi pada Selasa (24/6/2025).
Dalam pemaparannya, Madame Zou menyampaikan visinya yaitu akan terus mengembangkan AIIB sebagai lembaga berbasis kerjasama pembangunan multilateral yang lean, clean and green.
"Dengan empat prioritas Corporate Strategy - infrastruktur hijau, konektivitas regional, infrastruktur berbasis teknologi, dan mobilisasi modal swasta. Dengan target volume pinjaman mencapai US$ 15 miliar pada 2030," ujarnya.
Sebagai Gubernur AIIB yang mewakili Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan dirinya menjadi penanya pertama dalam sesi tanya jawab Special Session tersebut.
"Selamat Madame Zou, kami mendukung visi anda dan akan terus memelihara kemitraan yang kuat untuk mengembangkan infrastruktur demi kesejahteraan regional dan global kita bersama," ujarnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani: Pelemahan Rupiah Saat Ini Masih Lebih Baik Dibanding 2024