Ekonom UI Acungi Jempol Program Diskon Listrik-Tiket Pesawat Prabowo

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelas menengah saat ini menjadi golongan yang krusial bagi ekonomi Indonesia. Jika tidak dilakukan 'treatment' dengan baik, kelas menengah bisa jatuh ke dalam golongan miskin dan dapat menyebabkan keterpurukan bagi Indonesia.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah gencar mengeluarkan subsidi yang menyasar kelas menengah. Kebijakan subsidi yang menyasar golongan kelas menengah itu dikatakan sangat penting soleh Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty.

"Sekarang banyak sekali juga program yang disampaikan, stimulus-stimulus untuk menjaga bantalan kelas menengah juga, karena menengah ini sangat penting untuk konsumsi," ucapnya di acara CNBC Indonesia Economic Update 2025, di Hotel Borobudur pada Rabu (18/6/2025).

Telisa mengatakan saat ini Pemerintah lebih memperhatikan kelas menengah dengan beragam program,"Tadi diskon distrik, diskon tiket, itu kan kebanyakan untuk kelas menengah."

"Kemudian bantuan subsidi upah, walaupun memang masih di 3,5 juta, ada harapan untuk yang 5 juta dan ke atas dan seterusnya, tapi itu kan by the time nanti terus kita evaluasikan. Tapi yang pasti sudah ada adaptive learningnya dari kondisi yang ada, jadi kelas menengah harus," sambungnya.

Langkah-langkah tersebut disebutkan sebagai langkah mitigasi dari Pemerintah agar mampu bertahan dari guncangan ekonomi global.

Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah hadir melalui APBN yang sehat dan kuat untuk menjadi shock absorber dan bersifat counter cyclical.

"Global memang cukup menantang tetapi ketika APBN-nya kita siapkan untuk tetap bisa resilien sehingga kita bisa membantu agar masyarakat kita tidak terdampak terlalu signifikan dari ketidakpastian global tersebut," ucap Febrio di acara CNBC Indonesia Economic Update 2025, di Hotel Borobudur pada Rabu (18/6/2025).

Febrio mengatakan ada dua kunci untuk bertahan di dalam kondisi ekonomi dunia yang kacau balau saat ini, yakni ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Sebagai informasi, jumlah kelas menengah pada 2024 jumlah kelas menengah sekitar 47,85 juta orang atau 17,44%. Padahal pada 2019 jumlahnya 21,45% dari total penduduk Indonesia.

Di sisi lain, kelas rentan miskin terus mengalami kenaikan. Menurut BOS pada 2024 kelompok rentan miskin di Indonesia berjumlah 67,69 juta orang. Ini meningkat drastis dibandingkan pada 2019 sebesar 54,97 juta orang.

Artinya ada penurunan yang bisa berpengaruh terhadap konsumsi. Padahal, PDB Indonesia digerakkan oleh konsumsi dengan kontribusi hingga 50%.


(ras/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Duit Kelas Menengah Menipis, Pilih Beli Barang Murah

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |