Dirjen Baru Kemenkeu Pastikan APBN Berpihak pada Rakyat Miskin

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia saat ini rawan terkena efek guncangan eksternal, terutama dari pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia dan peperangan yang terus berlangsung.

Ketidakpastian ekonomi yang terjadi saat ini akan terasa hingga masyarakat melalui ancaman kenaikan harga barang hingga PHK massal. Paling sakit pukulannya adalah ke golongan rentan dan miskin.

Oleh karena itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memitigasi efek buruk dari ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung dan bertambah tegang saat ini.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah hadir melalui APBN yang sehat dan kuat untuk menjadi shock absorbeer dan bersifat counter cyclical.

"Global memang cukup menantang tetapi ketika APBN-nya kita siapkan untuk tetap bisa resilient sehingga kita bisa membantu agar masyarakat kita tidak terdampak terlalu signifikan dari ketidakpastian global tersebut," ucap Febrio di acara CNBC Indonesia Economic Update 2025, di Hotel Borobudur pada Rabu (18/6/2025).

Febrio mengatakan ada dua kunci untuk bertahan di dalam kondisi ekonomi dunia yang kacau balau saat ini, yakni ketahanan pangan dan ketahanan energi.

Terutama, sangat penting menjaga ketahanan pangan "untuk memastikan bahwa masyarakat yang miskin dan rentan ini tetap resilient."

Ia juga menegaskan bahwa APBN akan terus fokus mendorong pertumbuhan sektor yang bernilai tambah tinggi sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan dapat lebih memakmurkan banyak orang.

"APBN tetap harus berpihak kepada masyarakat miskin dan rentan Ini biasanya sekitar 40% terbawah," ujar Febrio

"Memastikan bahwa program-program ketahanan pangan yang juga menciptakan pertumbuhan ekonomi dari bawah itu dinikmati oleh masyarakat memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi mulai dari desa itu sudah juga akan mulai tercipta," tambahnya.

Apa yang dikatakan oleh Febrio, juga ditegaskan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang meyakinkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki 3 fungsi, yakni stabilitas, distribusi, dan alokasi.

Menurutnya, fungsi stabilitas dimana APBN harus menjadi shock absorber ketika ekonomi sedang booming ataupun melemah. Adapun APBN juga berperan sebagai country cyclical ketika ekonomi sedang melemah.

Untuk itu peran APBN akan menjadi counter cyclical atau mengambil kebijakan untuk menanggapi fluktuasi kondisi ekonomi saat ini. Yaitu dengan cara meningkatkan belanja pemerintah.

"Counter cyclical bisa dilakukan berbagai cara yang bersifat natural yang menerima penerimaan pajak menurun karena ekonomi melemah tapi spending bisa dipertahankan tinggi atau naik untuk melindungi ekonomi," sambungnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Ini Alasan Prabowo Mau Hemat Anggaran Rp 306 Triliun

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |