Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat tipis ditopang meningkatnya ketegangan geopolitik hingga pelemahan yang terjadi pada dolar Amerika Serikat (AS).
Pada perdagangan Kamis (19/6/2025), harga emas dunia naik tipis 0,11% di level US$3.372,28 per troy ons. Kenaikan ini menjadi kabar baik setelah harganya hancur 0,58% pada Rabu kemarin.
Pada perdagangan hari ini Jumat (20/6/2025) hingga pukul 06.22 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,14% di posisi US$3.367,68 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Kamis (19/6/2025), harga emas dunia naik tipis 0,11% di level US$3.372,28 per troy ons.
Harga emas sedikit berubah pada Kamis karena meningkatnya ketegangan geopolitik mengimbangi tekanan dari sikap agresif The Federal Reserve. Pelemahan dolar AS juga mendorong penguatan emas pada perdagangan kemarin.
Pada perdagangan kemarin Kamis (19/6/2025), indeks dolar AS (DXY) melemah 0,11% di level 98,79. Dolar yang melemah menjadikan harga emas lebih murah bagi pemegang uang mata lainnya.
"The Federal Reserve AS mengindikasikan bahwa risiko inflasi tetap tinggi. Jadi, hal itu mengurangi peluang untuk melanjutkan pemotongan suku bunga, yang membebani harga emas," ujar Ahli Strategi Komoditas ANZ Soni Kumari, kepada Reuters.
The Fed mempertahankan suku bunga tetap pada hari Rabu dan para pembuat kebijakan masih memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar setengah poin persentase tahun ini, tetapi telah memperlambat prospek keseluruhan mereka untuk pemotongan suku bunga sebagai respons terhadap prospek ekonomi yang lebih menantang.
Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan agar tidak terlalu membebani prospek ini, memperingatkan inflasi "yang berarti" di masa mendatang karena tarif impor yang lebih tinggi akan segera diberlakukan.
Di tatanan geopolitik, Israel mengebom target nuklir di Iran dan rudal Iran menghantam rumah sakit Israel Kamis malam. Sebuah rumah sakit di kota Beersheba, Israel, terkena serangan rudal Iran ke negara itu, sementara konflik antara kedua negara itu berlanjut hingga hari ketujuh.
Iran mengatakan pihaknya telah menargetkan lokasi militer yang dekat dengan rumah sakit Soroka, bukan fasilitas itu sendiri. Israel mengatakan 271 orang terluka dalam serangan yang dilaporkan di seluruh negeri.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menargetkan lokasi nuklir Iran termasuk reaktor air berat Arak yang tidak aktif dan fasilitas Natanz.
Israel mengatakan sedikitnya 24 orang telah tewas di negara itu sejak dimulainya konflik. Media pemerintah Iran terakhir memperbarui jumlah korban tewas pada 15 Juni, ketika disebutkan 224 orang telah tewas.
Emas dianggap sebagai aset safe haven selama masa ketidakpastian geopolitik dan ekonomi. Namun, lingkungan suku bunga yang lebih tinggi menumpulkan daya tariknya karena tidak menghasilkan bunga.
Ketegangan Israel vs Iran bisa berlanjut karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengirimkan sinyal-sinyal terkait kemungkinan partisipasi Washington untuk ikut menyerang Iran. Hal ini terjadi di saat sekutu AS paling strategis di Timur Tengah, Israel, melancarkan serangan ke Negeri Para Mullah.
Berbicara kepada wartawan di luar Gedung Putih, Kamis (18/6/2025), Trump masih menolak mengatakan apakah ia telah membuat keputusan apa pun tentang apakah akan bergabung dengan kampanye Israel. Ia bahkan meninggalkan para wartawan dengan membuat pernyataan yang menimbulkan sejumlah kebingungan.
"Saya mungkin melakukannya. Saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan," katanya dikutip Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)