Trump Mendadak Izinkan China Beli Minyak Iran, tapi...

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan China diperbolehkan untuk melanjutkan pembelian minyak dari Iran setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Iran. Namun, Gedung Putih menegaskan bahwa hal tersebut bukan berarti pelonggaran resmi terhadap sanksi Amerika Serikat terhadap Teheran.

"China sekarang dapat terus membeli minyak dari Iran. Semoga mereka juga membeli banyak dari AS," tulis Trump dalam unggahan di platform Truth Social, hanya beberapa hari setelah ia memerintahkan pengeboman terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, dikutip Rabu (25/6/2025).

Seorang pejabat senior Gedung Putih menjelaskan kepada Reuters bahwa pernyataan Trump lebih merupakan pengakuan atas fakta bahwa Iran hingga saat ini belum menutup Selat Hormuz, jalur pengiriman minyak utama dunia yang vital bagi China sebagai importir terbesar minyak Iran.

"Presiden tetap mendorong China dan negara lain untuk mengimpor minyak mutakhir kami daripada minyak Iran yang dibeli secara ilegal dan melanggar sanksi AS," ujar pejabat tersebut.

Pernyataan Trump yang terkesan membuka ruang bagi pembelian minyak Iran oleh China menjadi sinyal negatif bagi pasar minyak global. Harga minyak jatuh hampir 6% pada Selasa waktu setempat, menyusul pengumuman gencatan senjata serta komentar Trump.

Kebijakan ini tampaknya bertolak belakang dengan sikap Trump sebelumnya pada Februari, ketika ia kembali memberlakukan kebijakan "tekanan maksimum" terhadap Iran.

Kala itu, Trump menyatakan tekadnya untuk mendorong ekspor minyak Iran turun ke angka nol sebagai bagian dari kampanye menekan program nuklir Iran serta dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan di Timur Tengah.

Sebagai bagian dari kebijakan tersebut, AS telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap kilang kecil milik swasta atau teapot refineries serta operator pelabuhan di China yang kedapatan membeli minyak dari Iran.

Namun menurut Scott Modell, mantan perwira CIA yang kini menjabat CEO Rapidan Energy Group, pernyataan Trump menunjukkan bahwa pemerintahannya mulai kembali pada pola penegakan sanksi yang longgar.

"Lampu hijau dari Presiden Trump kepada China untuk tetap membeli minyak Iran mencerminkan kembalinya standar penegakan sanksi yang longgar," kata Modell.

Modell menambahkan bahwa meskipun AS belum secara resmi mencabut sanksi, pemerintah sebenarnya memiliki opsi untuk menangguhkannya, terutama sanksi yang diterapkan lewat perintah eksekutif atau melalui undang-undang yang memungkinkan presiden memiliki kewenangan diskresioner.

Namun, Modell memperkirakan Trump tidak akan menghapus atau menangguhkan sanksi dalam waktu dekat, terutama menjelang dimulainya kembali perundingan nuklir antara AS dan Iran. Sanksi tetap menjadi kartu negosiasi utama dalam menghadapi permintaan Iran agar sanksi-sanksi tersebut dihapus secara permanen sebagai bagian dari kesepakatan baru.

Jeremy Paner, mitra di firma hukum Hughes Hubbard & Reed, menambahkan bahwa menangguhkan sanksi terhadap ekspor minyak Iran memerlukan proses birokrasi yang rumit dan melibatkan banyak lembaga.

"Departemen Keuangan AS harus mengeluarkan lisensi, dan Departemen Luar Negeri juga perlu memberikan pengecualian yang harus diberitahukan kepada Kongres," ujar Paner.

Sementara itu, para pedagang dan analis minyak di Asia menilai bahwa pernyataan Trump tidak akan berdampak besar dalam waktu dekat terhadap pola pembelian minyak oleh China, baik dari Iran maupun Amerika Serikat.

Menurut data terbaru, minyak Iran menyumbang sekitar 13,6% dari total impor minyak China sepanjang tahun ini. Banyak di antaranya dibeli dengan harga diskon dan menjadi penopang utama bagi kilang independen China yang tengah menghadapi tekanan margin laba.

Sebaliknya, minyak asal AS hanya mencakup sekitar 2% dari total impor China, dan dikenakan tarif sebesar 10% yang menghambat pembelian lebih lanjut dari Beijing.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article AS Jatuhkan 'Bom' Terbesar ke Rusia, China-India Ketiban Malapetaka

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |