Jakarta, CNBC Indonesia - Zohran Mamdani, seorang sosialis demokrat berusia 33 tahun yang lahir di Uganda dan berdarah India, telah menciptakan sejarah dengan mendeklarasikan kemenangan mengejutkan dalam konvensi pencalonan Partai Demokrat untuk Wali Kota New York City. Kemenangan ini didapatkan setelah pesaingnya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, mengakui kekalahan.
Mengutip The Guardian, Selasa (25/6/2025), Mamdani kini berada di jalur untuk menjadi wali kota Muslim pertama di New York City. Diketahui, wilayah ini telah lama menjadi kandang dari Partai Demokrat.
Fokus utama kemenangan Mamdani adalah identitasnya sebagai seorang Muslim. Ia adalah seorang Muslim Syiah yang mempraktikkan ajaran cabang Twelver, dan telah secara terbuka menunjukkan identitas keagamaannya sejak awal karir politiknya. Ia sering terlihat menghadiri salat Jumat di berbagai masjid di lima wilayah kota New York.
Latar belakang Mamdani sebagai seorang Muslim imigran dan aktivis pro-Palestina telah menjadi bagian integral dari kampanyenya. Putra dari pembuat film terkenal Mira Nair dan akademisi Mahmood Mamdani ini, memiliki kisah hidup yang inspiratif, dari Kampala, Uganda, hingga New York City pada usia tujuh tahun.
Perjalanan aktivismenya yang dimulai dengan mendirikan Students for Justice in Palestine di kampusnya, telah menarik perhatian banyak pemilih, terutama di kalangan pemilih muda dan progresif.
Kampanye Mamdani berpusat pada isu-isu yang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari warga New York, seperti biaya hidup yang tinggi, perumahan terjangkau, transportasi publik gratis, dan layanan penitipan anak universal.
Platform progresifnya, termasuk pembekuan sewa dan pembangunan 200.000 unit rumah terjangkau, telah menarik pemilih kelas pekerja, termasuk komunitas Muslim yang merupakan salah satu kelompok demografi terbesar di New York City.
"Dia adalah kandidat yang tidak hanya Muslim, tetapi kami juga melihat bahwa dia memusatkan perhatian pada isu-isu sehari-hari yang dialami warga New York, seperti peningkatan biaya hidup," ujar Mohamed Gula, direktur pengorganisasian nasional di Emgage Action, sebuah organisasi yang memobilisasi pemilih Muslim.
"Kemenangan Zohran Mamdani adalah tonggak sejarah yang luar biasa, tidak hanya bagi komunitas Muslim tetapi juga bagi seluruh kota New York," timpal Dr. Sarah Khan, seorang ahli sosiologi politik dari Universitas New York.
"Ini menunjukkan bahwa identitas agama dan latar belakang imigran bukan lagi penghalang, melainkan bisa menjadi kekuatan dalam politik Amerika, terutama ketika dikombinasikan dengan platform yang kuat yang menyentuh kebutuhan nyata warga."
Namun, identitas Muslim Mamdani dan sikapnya yang vokal mengkritik Israel telah memicu kekhawatiran di kalangan komunitas Yahudi dan pro-Israel. Sejumlah pihak cemas bahwa terpilihnya Mamdani akan memicu aksi kebencian terhadap Yahudi yang signifikan.
"Pendiriannya yang anti-Israel sangat mengkhawatirkan. Bagaimana seorang pemimpin kota terbesar di Amerika bisa begitu bias terhadap sekutu utama kita?" kata Rabbi Shmuel Goldstein, juru bicara Koalisi Yahudi untuk Keamanan New York. "Kami akan terus mengawasi kebijakannya dengan saksama."
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Partai Demokrat Berduka, Bendahara Umum Renville Antonio Meninggal