Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas berbagai hasil perikanan tangkap seperti tuna, sarden, tengiri, dan berbagai jenis ikan karang seperti kakap dan kerapu hasil laut Indonesia bukan berasal dari kapal-kapal besar, melainkan dari nelayan berskala kecil.
Nelayan kecil juga mendominasi hasil tangkapan organisme lain seperti udang, cumi-cumi, dan rumput laut, yang semuanya masuk ke dalam kegiatan perikanan tangkap. Nelayan kecil adalah mereka yang melakukan penangkapan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, memakai kapal berukuran paling besar 10 GT atau tak memakai kapal.
"Nelayan skala kecil kontributor utama produksi perikanan tangkap nasional, lebih dari 80% produksi perikanan tangkap berasal dari nelayan skala kecil," kata Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Syahril Abd Raup dalam konferensi pers UNOC-3 di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Selasa (24/6/2025).
Nelayan skala kecil menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan mendominasi total produksi perikanan tangkap Indonesia.
Pada Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa ketiga (UNOC 3), Indonesia bakal mempromosikan hasil produksi nelayan kecil untuk mendapatkan akses pasar global dengan pendekatan sertifikasi ecolabelling
"Indonesia menyerukan dua hal penting yakni mendorong pedoman ekolabel FAO agar lebih inklusif dan sesuai dengan konteks nelayan kecil serta mengakui praktik lokal seperti Sasi Label sebagai bentuk keberlanjutan yang sah dan perlu didukung," sebut Syahril.
Sasi label yakni memberikan label untuk komoditi dan produk keluaran dari kawasan sasi agar memiliki nilai tambah ekonomi.
"Sistem Bisnis Sasi Label tercipta melalui peningkatan kapasitas nelayan dan pemberdayaan perempuan nelayan, melalui pelatihan produk ikan olahan, serta pembentukan kelembagaan koperasi, yang akan memasarkan produk olahan kampung kepada mitra retail di masing-masing daerah," sebut Syahril.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video:Banyak Ketimpangan, Pemerintah Susun Roadmap Perkapalan Nasional