Jakarta -
Driver ojek online (ojol) meminta DPR RI mendesak Menteri Perhubungan merevisi aturan mengenai pemotongan biaya aplikasi. Mereka mengancam akan melakukan aksi demonstrasi lebih besar jika revisi aturan belum dilakukan hingga akhir bulan ini.
Hal itu disampaikan Raden Igun Wicaksono, perwakilan dari komunitas ojol, saat RDPU bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/5/2025). Raden mengatakan aksi pada Selasa (20/5) merupakan bentuk perlawanan kepada aplikator yang melakukan pemotongan biaya yang disebut mencapai 50 persen.
"Mereka sudah ditentukan oleh Kementerian Perhubungan, untuk roda dua ya maksimal 20 persen di Kemenhub KP 1001. Namun bertahun-tahun dari semenjak 1001 itu keluar hingga saat ini, detik ini mereka masih memotong lebih dari 20% hingga mencapai hampir 50%," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang itu 365 hari dikali tiga tahun hari ini sudah berapa triliun uang mereka ambil dari rekan-rekan kami roda dua. Nah ini nilai kami tentukan 10% akhirnya harus kami keluarkan hal tersebut, mereka sudah ngambil kami, dari kami sebanyak itu," sambungnya.
Dia mengatakan perwakilannya telah bertemu dengan Menteri Perhubungan. Raden mengatakan aksi yang digelar kemarin tak menemukan titik temu.
"Sekarang saatnya kami menagih, kami hanya meminta bagian, mereka hanya 10% saja, bagian kami 90 persen. Itu aja, Pak," ujarnya.
Dia lantas meminta agar DPR mendesak Menhub untuk segera merevisi aturan yang ada saat ini. Jika perlu, kata dia, aturan itu telah direvisi besok.
"Kami kasih waktu pengin sih besok sudah ada keputusan, dari Pak Menteri Perhubungan mengenai 10% ini, karena aksi kemarin diikuti oleh seluruh Indonesia, dan kawan-kawan kami dari luar kota jauh-jauh ratusan kilometer datang ke Jakarta. Jadi harus ada putusan dari Kementerian Perhubungan," jelasnya.
Dia meminta adanya kepastian mengenai pemotongan biaya aplikasi. Raden mengatakan pihaknya akan kembali menggelar aksi lebih besar jika belum adanya revisi aturan.
"Kami tidak mau ada lagi adanya digantung lagi nanti berlarut-larut lagi menghilang, nggak ada, kami kasih tahu ini kalau tidak ada lagi putusan dari Menteri Perhubungan, kami akan lakukan aksi lebih besar," jelasnya.
"Tadi Bapak Pimpinan sempat menyebutkan bahwa atas aksi kemarin offbid masal ada terjadi kerugian kehilangan profit perusahaan aplikasi ini 187,95 miliar dalam satu hari, maka kita siap memberikan mereka, lebih besar lagi. Jadi kami mohon kepada pimpinan, agar menekankan kepada Menteri Perhubungan bulan ini, bulan Mei 2025 ini sudah direvisi potongan biaya aplikasi," imbuh dia.
(amw/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini