Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim Djojohadikusumo mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menerima laporan terbaru mengenai persoalan perumahan di Indonesia. Katanya, Presiden Prabowo sudah mengetahui, jutaan keluarga masih hidup tanpa tempat tinggal yang layak.
"Presiden Prabowo telah menerima laporan bahwa ada 15 juta keluarga menunggu perumahan layak huni dan terjangkau, dan ada juga 27 juta rumah tidak layak huni, yang tidak memiliki air dan sanitasi yang baik, listrik, bahkan internet. Jadi ini adalah misi suci untuk membangkitkan masyarakat kemiskinan ekstrem dan kesengsaraan," ujar Hashim dalam konferensi pers Peluncuran Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Perumahan oleh PT Al Qilaa International di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah menegaskan, kerja sama dengan pihak luar negeri menjadi bagian penting dalam menangani backlog yang menggunung ini. Kolaborasi dengan perusahaan asal Qatar disebut sebagai langkah awal menuju target besar pembangunan tiga juta rumah.
"Seperti yang disampaikan pak Hashim, sudah ada 15 juta keluarga yang mengantri untuk mendapatkan perumahan layak huni dan terjangkau, dan di sini kementerian kami akan mendukung penuh atas segala kondisi yang ada. Dan hari ini, Alhamdulillah, timnya sudah komplit dan ini menandakan kita sudah siap membangun 1 juta unit hunian vertikal di perkotaan," jelas Fahri.
Dalam mendukung upaya pemerintah, PT Al Qilaa International Indonesia mengumumkan komitmennya untuk membangun sejuta unit rumah susun atau rumah vertikal. Proyek ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo, yang menargetkan pembangunan tiga juta rumah di masa pemerintahannya.
Chairman Al Qilaa Group Sheikh Abdulaziz Al Thani menyebutkan, pihaknya bersama BTN telah menandatangani nota kesepahaman senilai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp40,59 triliun (asumsi kurs Rp16.240/US$) untuk tahap awal pembangunan.
"Ini investasi yang besar, untuk fase pertama saya pikir sekitar US$ 2,5 miliar. Tapi ini akan teruskan investasi di sini (hunian vertikal perkotaan). Tentu, ini akan memakan waktu tapi kami berharap bisa diselesaikan dalam 2 tahun," katanya.
Selain menggandeng BTN, Al Qilaa juga bekerja sama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) untuk memastikan para penghuni mendapatkan akses internet yang memadai.
"Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Indosat, karena mereka juga akan menjadi partner kami dalam proyek ini. Mereka akan memberikan fiber (internet) dalam proyek ini untuk masyarakat yang akan menghuni proyek (rusun) ini," pungkas Abdulaziz.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hashim: Qatar Bangun 1 Juta Rumah di Kompleks DPR Kalibata