FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
26 June 2025 20:15

Seorang pengunjung National Mall memegang payung untuk melindungi diri dari terik matahari, di Washington, D.C., AS, Rabu (25/6/2025). Puluhan juta warga di kota-kota besar di wilayah Timur Laut Amerika Serikat menghadapi suhu ekstrem pada Selasa (24/6/2025), dalam hari yang diperkirakan menjadi puncak dari gelombang panas besar yang melanda negara itu sejak akhir pekan lalu. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Suhu di Washington dan Boston melonjak hingga 101 derajat Fahrenheit (38 derajat Celsius), melampaui rekor sebelumnya sebesar 6 derajat, menurut Layanan Cuaca Nasional (NWS). (REUTERS/Evelyn Hockstein)

Di Central Park, New York City, suhu tercatat mencapai 99 derajat Fahrenheit (37 derajat Celsius), melewati rekor sebelumnya sebesar 96 derajat. (REUTERS/Kylie Cooper)

"Sepertinya hari ini mungkin merupakan hari terburuk untuk rekor panas yang meluas," ujar Bob Oravec, kepala peramal cuaca NWS, yang menyebutkan bahwa gelombang panas paling intens terjadi di kawasan Timur Laut, termasuk negara bagian Georgia utara, Carolina, Virginia, Maryland, dan Pennsylvania. (REUTERS/David 'Dee' Delgado)

Dampak panas ekstrem terasa di berbagai sektor. Perusahaan kereta Amtrak memperlambat laju kereta antara Washington dan New York, serta Philadelphia dan Harrisburg, mulai pukul 12.00 hingga 20.00 waktu setempat demi keselamatan, menyebabkan penundaan perjalanan. Sementara itu, Monumen Washington ditutup selama dua hari karena cuaca panas. (REUTERS/Jeenah Moon)

Gelombang panas juga memengaruhi pemilih dalam pemilihan pendahuluan wali kota New York. Akuntan berusia 53 tahun, Alex Antzoulatis, mengaku menyesal tidak memilih lewat pos. “Saya datang karena merasa itu kewajiban, tapi suhu yang sangat panas pasti membuat banyak orang memilih tinggal di rumah,” katanya. (REUTERS/Jeenah Moon)

Tak hanya di AS, dampak cuaca ekstrem terasa hingga ke Kanada. Di Saskatchewan, kekeringan selama bulan Juni menghambat pertumbuhan tanaman utama seperti kanola dan gandum. Curah hujan baru turun dalam beberapa hari terakhir, namun petani lokal Bill Prybylski mengatakan kerusakan sebagian teredam karena asap kebakaran hutan yang menghalangi sinar matahari langsung. (REUTERS/Eduardo Munoz)