Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China pada Senin (23/6/2025) menuduh Presiden Taiwan Lai Ching Te menyebarkan "ajaran sesat", permusuhan, dan provokasi. Hal ini menyusul pidatonya yang menyatakan bahwa pulau itu "tentu saja" adalah sebuah negara dan ada bukti sejarah serta hukum untuk mendukung klaim tersebut.
Mengutip Reuters, sebelumnya Lai berpidato bahwa "Taiwan tentu saja adalah sebuah negara." Ia juga menambahkan bahwa China tidak memiliki bukti sejarah maupun hukum untuk mendukung klaim kedaulatannya atas Taiwan.
China, yang menganggap Lai sebagai seorang separatis, memberikan tanggapan keras. Seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa Beijing sedang mempertimbangkan 'hukuman' bagi presiden itu.
"Lai Ching Te membuat pernyataan provokatif terlebih dahulu, dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghukumnya setelah itu," ujar Juru Bicara itu.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah menyatakan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Di sisi lain, militer China secara rutin menggelar latihan militer, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan penyerangan terhadap target-target, di sekitar pulau tersebut.
Beijing juga menegaskan yurisdiksi atas keseluruhan Selat Taiwan, jalur air selebar 180 km yang memisahkan daratan China dari Taiwan.
Taiwan, yang juga dikenal dengan nama resminya Republik China, tidak pernah diperintah oleh Republik Rakyat China dan menolak klaim kedaulatan Beijing. Taiwan dan anggota komunitas Barat menolak klaim Beijing, bahkan beberapa negara Eropa menegaskan status perairan itu sebagai jalur air internasional.
Sementara itu, pernyataan ini mencerminkan sikap Beijing yang semakin tegas terhadap retorika Lai yang dianggap lebih kuat dalam membela kedaulatan pulau itu dibandingkan dengan pendahulunya. Setelah Lai menjabat, China telah melakukan dua latihan militer berskala besar di sekitar pulau, dan secara verbal menyerang pemimpin baru itu di setiap kesempatan atas pidato dan komentarnya.
Di sisi lain, Taiwan yang dipimpin Lai telah berulang kali menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka sendiri. Meskipun demikian, Tiongkok terus meningkatkan tekanan militer dan politiknya, termasuk latihan perang di sekitar pulau.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ngamuk, 2 Kapal Perang AS Berlayar di Selat Taiwan