Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) belum lama ini meraih peringkat idA+ dengan prospek stabil dari Lembaga rating PEFINDO. Peringkat tersebut mencerminkan posisi bisnis BUMI yang kuat serta cadangan dan sumber daya tambang yang memadai.
Peringkat dibatasi oleh posisi biaya tunai (cash cost) yang moderat, risiko atas pengembangan proyek baru, serta paparan terhadap harga komoditas yang berfluktuasi dan risiko lingkungan.
Diketahui BUMI mengoperasikan tambang batu bara dan emas melalui anak usahanya, PT Arutmin Indonesia dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. Perusahaan juga memiliki saham mayoritas sebesar 51% atas PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia.
Hingga 2024, Perseroan memiliki cadangan batu bara mencapai 2,4 miliar metrik ton (MT) yang tersebar di wilayah operasi KPC sebanyak 721 juta ton dan Arutmin sebanyak 327 juta ton. Selain itu, Perseroan juga memiliki aset di Pendopo, Sumatera Selatan, dengan cadangan sekitar 1,3 miliar MT batu bara.
"Dengan jumlah tersebut, Perseroan optimis dapat terus memproduksi batu bara hingga 30 tahun ke depan dengan target produksi tahunan sebesar 80 juta ton. Potensi sumber daya batu bara Perseroan saat ini mencapai 6,81 miliar MT," tulis manajemen BUMI dalam laporan kinerja tahunan, dikutip Selasa (24/6/2025).
Sebagai informasi, BUMI menargetkan produksi batu bara sebesar 78-80 juta ton pada 2025. Target ini diyakini bisa tercapai selama kondisi cuaca di area pertambangan BUMI tetap normal.
VP Investor Relations & Chief Economist PT BUMI Resources Tbk (BUMI), Achmad Reza Widjaja menegaskan BUMI optimistis kegiatan ekspor batu bara perusahaan tidak akan terganggu meski permintaan komoditas tersebut di pasar global mengalami perlambatan, terutama dari negara konsumen utama seperti China dan India.
"Sebagian besar ekspor berada dalam kontrak, dan kami terus mengupayakan seperti itu," jelas Reza.
Tidak hanya fokus menjaga kemampuan produksi batu bara, BUMI juga sedang berusaha mendapatkan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) tahap berikutnya.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Naik Tajam, Laba Bersih Bumi Resources (BUMI) Melonjak 45,5% di 2024