Sederet Cuan Usaha Efek Hallyu: Souvenir, Jastip Hingga Tiket Konser

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Keriuhan konser K-pop di Indonesia tak hanya mengguncang panggung dan media sosial, tapi juga menggerakkan roda ekonomi kecil di sekitar venue. Dari penjual kipas bergambar idola hingga jasa penitipan koper, gelombang Hallyu ikut membawa rezeki bagi pelaku usaha lokal.

Pemilik toko Fantastic K-pop di Blok M Jakarta Hartaja Sudhana menyadari betul dinamika pasar fan merchandise (aksesoris penggemar). Tapi dia tetap optimistis bahwa pasar K-pop dan K-drama ini akan terus ada.

"Belakangan agak turun, mungkin karena kondisi ekonomi global juga lagi lesu. Tapi kami tetap putar otak, kasih diskon besar untuk barang-barang biar tetap jalan," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/6/2025).

Fantastic K-pop menjual aneka pernak-pernik idola K-pop seperti kipas bergambar idola, gantungan kunci, card holder unik dan lucu, boneka, photo card, hingga kaus tur. Lapaknya kerap ramai menjelang konser besar, seperti saat Blackpink tampil di Jakarta maupun fan meeting aktor Korea ke Jakarta. Bahkan, banyak reseller yang datang memborong kipas atau card holder untuk dijual ulang di sekitar area konser.

Hal serupa dirasakan Rohan (40 tahun), pedagang kaki lima yang menjajakan kipas idol seharga Rp30 ribu hingga Rp50 ribu. "Sejak Justin Bieber konser ke sini saya jualan. Tapi konser Korea itu lebih sering. Alhamdulillah, jadi ladang rezeki," katanya saat konser j-hope di Indonesia Arena awal Mei lalu.

Bukan cuma kipas, para pedagang lain juga menjual photo card, bando lucu, hingga gantungan kunci buatan tangan. Banyak di antaranya merupakan pelaku UMKM yang memproduksi sendiri atau mengambil dari pengrajin lokal. Produk-produk itu meramaikan jalanan saat para penggemar menanti masuk ke venue konser.

Demam K-pop dan K-drama masih ramai sehingga membuka peluang usaha dari lapak fanart hingga kursus bahasa Korea online. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira)Foto: Demam K-pop dan K-drama masih ramai sehingga membuka peluang usaha dari lapak fanart hingga kursus bahasa Korea online. (CNBC Indonesia/Fergi Nadira).

Jastip Barang dan Tiket Konser
Tak hanya merchandise, momen konser juga menghadirkan peluang baru, yaitu jasa penitipan barang di area konser. Penonton dari luar kota atau pulau sering membawa koper besar, sementara venue konser melarang tas berukuran besar untuk ikut masuk.

"Titip tas atau koper Rp30.000 sampai konser selesai," kata seorang penjaga lapak penitipan di area konser ICE BSD, Tangerang.

CNBC Indonesia sempat mencobanya saat menonton konser BABYMONSTER di ICE BSD belum lama ini. Awalnya sempat ragu karena membawa laptop, tapi setelah melihat jasa penitipan tersebut sudah dikenal di Instagram dan banyak digunakan penggemar K-pop lainnya, akhirnya tas pun dititipkan.

Mereka yang menitip tas dimasukkan ke dalam grup WhatsApp dengan total ada sekitar 55 orang. Setelah konser selesai, barang-barang yang dititipkan dikumpulkan di satu titik tak jauh dari venue. Para penggemar bisa mengambil tasnya dengan aman, dan tak ada barang yang hilang.

Selain penjualan langsung, fenomena lain yang tumbuh adalah jasa titip tiket konser. Mengingat sistem war tiket yang cepat habis dan sistem rumit, banyak fanbase menawarkan bantuan membelikan tiket dengan biaya jasa. Ini pun bisa dibilang jadi sumber penghasilan baru bagi komunitas penggemar.

Demam Korea juga mendorong tumbuhnya kursus bahasa Korea secara online. Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia, di media sosial banyak yang menawarkan kursus Bahasa Korea, bahkan bagi mereka yang belum bisa sama sekali. Penggemar tertarik belajar bahasa agar bisa memahami langsung ucapan idol atau dialog drama Korea.

Tak ketinggalan, tren makanan Korea ikut meroket. Dari restoran hingga minimarket ala Korea kini mudah ditemui di mal dan pusat perbelanjaan Jakarta. Fenomena ini menunjukkan gelombang Hallyu bukan hanya budaya pop, tapi juga mesin penggerak ekonomi kreatif.

Fenomena ini juga tak lepas dari terus menguatnya demam Korea di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, fanmeeting para aktor dan aktris Korea datang silih berganti, dari bintang drama hingga idol yang merambah dunia akting. Konser boy band Korea pun nyaris selalu ada setiap tahun, menarik ribuan penonton dari berbagai kota.

Tak hanya di panggung hiburan, pengaruh Korea juga merambah ke dunia pemasaran. Sejumlah brand Indonesia secara konsisten menggandeng selebriti Korea sebagai brand ambassador untuk menarik konsumen lokal.

Nama-nama seperti Byeon Woo-seok, Park Seo-joon, Jisoo BLACKPINK, BTS, hingga NewJeans sempat jadi wajah kampanye produk-produk dalam negeri, mulai dari e-commerce, skincare, hingga makanan ringan.

Strategi ini menunjukkan, kecintaan masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea bukan sekadar tren sesaat, melainkan telah menjadi bagian dari gaya hidup yang juga mendorong dinamika ekonomi, khususnya di sektor kreatif dan konsumsi.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Mau Ketemu WONWOO & MINGYU? Yuk Ikuti Allo Bank Hangout, Ini Syaratnya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |