FOTO
CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 June 2025 11:45

Di tengah sepinya Pasar Taman Puring Jakarta Selatan, para pedagang ada yang hanya meratapi nasib, tetapi juga ada yang mempromosikan tokonya dengan cara khasnya. Firman salah satunya, seorang pedagang sepatu formal. Ia tetap memilih dengan suara lantang mempromosikan sepatu yang dijualnya demi mendapatkan pelanggan. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Tak hanya itu saja, pelanggan yang terpancing kemudian dilayaninya dengan sepenuh hati. "Mari pak, mas, monggo mampir, dicoba dulu boleh, disini dijamin original, dicoba dulu, nanti kalau cocok, tinggal negosiasi harga," kata Firman saat ditemui wartawan CNBC Indonesia, Rabu (18/6/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Bahkan, pelanggan diperbolehkan untuk mencoba sepatu yang dijualnya agar pelanggan mendapatkan sepatu yang cocok. "Dicoba-coba dulu boleh, biar sesuaikan ukuran kaki pelanggan, kalau sudah cocok, tinggal penawaran harga," tambahnya. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Sayangnya, langkah Firman yang sudah cukup baik melayani pelanggan, kini nasibnya cukup memprihatinkan. Hal ini karena pasar tersebut makin sepi ditinggalkan pelanggannya. Firman mengatakan kondisinya sudah terjadi sejak lama, sekitar tahun 2019. Bahkan setelah pandemi Covid-19 merebak, kondisinya makin parah. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Meski begitu, Ia tetap memilih bertahan karena masih ada orang yang mengunjungi pasar tersebut, meski tak sebanyak dahulu. Hal ini karena menurutnya, masih ada beberapa orang yang lebih memilih untuk datang langsung ketimbang berbelanja online. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Wino, pedagang tas, sabuk, dan dompet kulit, bernasib sama. Meski sudah berjualan online, produknya tetap sepi peminat dan penjualannya tidak menunjukkan peningkatan. Pasar Taman Puring dulu ramai karena menjual barang branded dengan harga terjangkau lewat negosiasi. Kini, eksistensinya terancam akibat pergeseran ke belanja online. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)