Menbud Dorong Museum Jadi Pilar Infrastruktur Kebudayaan Nasional

2 hours ago 1

Jakarta -

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon membuka seminar internasional 'SEA Museum Collaboration: Innovating Museum Public Programs for a Rapidly Changing Society'. Seminar yang digelar di Museum Nasional Indonesia ini dalam rangka Memperingati Hari Museum Internasional 2025.

SEA Museum Collaboration adalah forum regional yang mempertemukan pemangku kepentingan museum se-Asia Tenggara dalam rangka memperkuat kolaborasi, inovasi, dan relevansi museum di tengah tantangan dunia yang terus berubah.

Dalam sambutannya, Fadli mendorong museum sebagai pilar infrastruktur kebudayaan nasional. Menurutnya, museum merupakan wadah untuk pendidikan budaya, dialog kewargaan, dan pemahaman lintas generasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, ia menilai perlunya suatu kegiatan kolaborasi dalam memperkuat peran dan daya transformasi museum di masyarakat.

"Museum bukan hanya sebagai penjaga warisan, tetapi juga sebagai penggerak dialog, inklusi, dan pembangunan berkelanjutan di kawasan kita. Sehingga kegiatan seperti SEA Museum Collaboration ini sangat penting sebagai komitmen kita bersama bagi transformasi Museum," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025).

"Terlebih di tengah perkembangan dunia yang sangat pesat serta disrupsi teknologi, krisis iklim, dan dunia digital yang mengubah kehidupan sehari-hari, museum menghadapi berbagai pertanyaan penting akan sejauh mana mana museum tetap relevan pada zaman kini, cara museum membentuk masa depan bangsa, serta upaya museum untuk dapat berbicara dengan bermakna di tengah dunia digital seperti sekarang," lanjut Fadli.

Fadli mengatakan museum harus menjadi ekosistem pembelajaran yang membantu publik dalam menghadapi kompleksitas dan bukan hanya sebagai tempat penyimpanan statis.

Oleh sebab itu, ia menilai tema Hari Museum Internasional tahun ini 'Inovasi Program Publik Museum untuk Masyarakat yang Terus Berubah', menjadi hal yang penting dan strategis.

"Terdapat lebih dari 2.500 museum di kawasan Asia Tenggara yang sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat program bagi publik yang inklusif dan menarik serta memastikan museum berkaitan bagi semua generasi, latar belakang, dan komunitas. Untuk itu, diperlukan solidaritas dan kolaborasi dari seluruh museum di Asia Tenggara sebagai titik awal inisiatif regional jangka panjang," ungkapnya.

Lebih jauh, Fadli menekankan museum harus tetap relevan bagi generasi muda. Berdasarkan data survei Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Indonesia tahun 2025, 70% pengunjung museum di Indonesia berusia 35 tahun, dengan kelompok terbesar-37%-berusia 18 hingga 24 tahun.

Fadli menilai museum memerlukan perubahan mendasar dalam merancang, mengkurasi, dan berkomunikasi kepada generasi muda agar memiliki ketertarikan lebih kepada museum.

Tak hanya itu, museum juga perlu memberdayakan komunitas dan dapat merespons isu-isu mendesak seperti kerusakan ekologi dan ketimpangan sosial. Untuk itu, ia berharap forum ini dapat menjadi inisiatif awal dari rangkaian kolaborasi tahunan antarmuseum Asia Tenggara.

Adapun dalam forum ini, terdapat berbagai rangkaian kegiatan mencakup seminar internasional, lokakarya praktis, serta pameran tematik bertajuk 'Transformasi Lintas Masa, Lintas Dunia' yang dibuka langsung oleh Fadli.

Pameran tersebut menghadirkan narasi perjalanan museum sebagai institusi yang terus bertransformasi, menyoroti peran regional dan global dalam merespons isu-isu kontemporer. Kegiatan ini juga menjadi panggung bagi museum-museum Indonesia untuk memamerkan inovasi, pendekatan interaktif, dan keberhasilan menjangkau audiens yang lebih luas.

"Museum bukan ruang pasif, tetapi sebuah institusi hidup yang harus berkembang bersama masyarakat yang dilayaninya. Mari kita melangkah bersama dan memastikan bahwa museum-museum se-ASEAN terus berinovasi, inklusif, dan berwawasan ke depan," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, First Secretary Kedutaan Besar Singapura, Roystan Ang menyatakan forum ini penting guna menjalin kolaborasi dan pertukaran ide.

"Kegiatan ini merupakan sebuah platform bagi museum-museum di seluruh kawasan untuk berkumpul, berdiskusi, bertukar ide dan perspektif. Saya yakin ini akan membawa manfaat bagi kita semua dalam menghadapi tantangan kompleks di bulan dan tahun-tahun mendatang," pungkas Roystan.

Sebagai informasi, SEA Museum Collaboration diikuti oleh perwakilan dari Sekretariat ASEAN, ICOM Indonesia, Indonesian Hidden Heritage Creative Hub, para kepala museum, profesional museum, dan pembicara dari berbagai negara ASEAN.

Hadir juga dalam pembukaan, Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kementerian Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti; Charge d'Affaires of Royal Thai Embassy to Indonesia, Hathaichanok Riddhagni Frumau; Charge d'Affaires the Philippines Embassy to Indonesia, Gonaranao B. Musor; Commercial Attache of Royal Embassy of Cambodia to Indonesia, Rem Nhanh; Third Secretary of Laos Embassy To Indonesia, Chanthakhone mangvilaita.

Kemudian, Direktur United Nations Information Centre (UNIC) di Indonesia, Miklos Gaspar`; Anggota Senior ICOM, KRT. Thomas Haryonagoro; Direktur Museum Anak Singapura, Asmah Alias; Direktur Museum Negeri Pinang, Malaysia, Haryany Muhammad; Perwakilan Museum Nasional Bangkok, Suppawan Nongcut; Perwakilan Galeri Nasional Singapura, Ong Zhen Min; serta Museum Nasional Filipina, Jorell Marcos Legaspi.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |