Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (National Intelligence Service/NIS), Lee Jong-seok, menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat akan membalas dengan serangan nuklir jika Korea Utara meluncurkan serangan nuklir terhadap Korea Selatan.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sidang uji kelayakan pada Kamis (19/6/2025), di tengah kekhawatiran yang terus meningkat mengenai ancaman senjata nuklir dari Pyongyang.
"Ya, itu adalah keyakinan saya," kata Lee ketika ditanya apakah ia percaya bahwa Washington akan meluncurkan serangan terhadap Korea Utara meskipun hal itu bisa membahayakan warga Amerika, termasuk di tengah kondisi di mana Pyongyang memiliki kemampuan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Menurut Lee, sebagaimana dilansir Reuters, skenario hipotetik di mana Korea Selatan diserang oleh senjata nuklir Korea Utara sangat berkaitan langsung dengan aliansi pertahanan antara Seoul dan Washington.
"Serangan seperti itu akan menguji komitmen pertahanan bersama kedua negara," tambahnya.
Pernyataan Lee menjadi sorotan karena ia diajukan sebagai calon kepala badan mata-mata tertinggi Korea Selatan oleh Presiden baru, Lee Jae-myung, yang mulai menjabat pada 4 Juni 2025.
Lee Jae-myung berasal dari kalangan liberal, dan penunjukan Lee Jong-seok mencerminkan pendekatan yang lebih strategis terhadap ancaman regional, terutama dari rezim Kim Jong Un.
Korea Utara selama bertahun-tahun telah menjalankan program nuklirnya dan diyakini memiliki cadangan bahan fisil yang cukup untuk membuat beberapa senjata atom. Meskipun negara itu belum pernah menguji coba rudal balistik dengan hulu ledak nuklir secara resmi, berbagai peluncuran uji coba misil menunjukkan kemajuan signifikan dalam teknologi ICBM yang dapat menjangkau daratan Amerika Serikat.
Para analis pertahanan di kawasan menilai bahwa retorika Pyongyang yang agresif serta kemajuan teknologinya telah mengubah perhitungan strategis, baik bagi Korea Selatan maupun sekutu-sekutunya.
Meskipun belum ada konfirmasi publik bahwa Korea Utara telah berhasil memadukan hulu ledak nuklir dengan rudal balistik, sebagian besar badan intelijen internasional meyakini bahwa Pyongyang hanya tinggal selangkah lagi menuju kapabilitas penuh.
Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Korea Selatan, memiliki komitmen pertahanan berdasarkan perjanjian aliansi militer yang diteken pasca-Perang Korea. Saat ini, sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan di Korea Selatan sebagai bagian dari komitmen tersebut.
Namun, banyak pengamat mempertanyakan apakah Washington akan benar-benar mengambil langkah ekstrem seperti menyerang Korea Utara dengan senjata nuklir, terutama jika hal itu berpotensi menimbulkan risiko besar bagi warga AS, baik di wilayah regional maupun di daratan Amerika.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Perang Nuklir di Asia, AS Kirim Bomber Supersonik Dekati Korut