Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas diramal terbang setelah Amerika Serikat (AS) akhirnya ikut berperang bersama Israel untuk melawan Iran.
Pada perdagangan hari ini Senin (23/6/2025) hingga pukul 06.25 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,16% di posisi US$3.373,19 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (20/6/2025), harga emas dunia turun 0,07% di level US$3.367,98 per troy ons. Dalam sepekan harga emas masih mencatatkan pelemahan sebesar 1,9%.
Harga emas cenderung melemah pada perdagangan Jumat dan sepekan lalu usai Presiden AS Donald Trump menunda keputusan untuk memasuki konflik Israel-Iran. Namun, pada hari Minggunya AS meluncurkan serangan rudal ke situs nuklis Iran, meskipun Iran membantah AS menghancurkan pusat nuklirnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya baru saja mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Hal ini diumumkannya secara resmi, Minggu (22/6/2025).
Secara rinci, bom AS menghantam tiga lokasi nuklir di Fordow, Natanz, dan Esfahan, nmun kerusakan besar difokuskan pada fasilitas nuklir yang berada di Fordow. Trump kemudian meminta Iran untuk merundingkan perdamaian.
"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi Nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan," tulis Trump di media sosial dikutip CNBC International.
"Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada Prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!" tulis presiden.
Sebelumnya pada hari Sabtu, beberapa pembom siluman B-2 Angkatan Udara AS meninggalkan Missouri, menuju barat melintasi Samudra Pasifik. Pesawat-pesawat besar itu merupakan satu-satunya pesawat AS yang mampu membawa GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom seberat 30.000 pon yang dikenal sebagai "penghancur bunker."
Tindakan pada Sabtu itu menempatkan Washington dalam konflik bersenjata langsung dengan Iran, sebuah eskalasi besar di saat Israel masih menyerang Negeri Persia untuk melumpuhkan program nuklir Teheran dan menggulingkan rezimnya. Keputusan itu juga sekali lagi melibatkan militer Amerika dalam peperangan aktif di Timur Tengah, sesuatu yang Trump janjikan untuk dihindari selama masa jabatan keduanya.
Itu juga menandai perubahan besar dari kurang dari 48 jam yang lalu, ketika Trump mengatakan AS akan membutuhkan waktu "dua minggu" untuk melihat apakah konflik antara Israel dan Iran dapat diselesaikan secara diplomatis atau dengan konflik bersenjata.
Harga Emas Diproyeksi Memanas
Emas memasuki pekan ini dengan kombinasi kuat antara momentum teknikal dan geopolitik. Dengan para trader yang sangat fokus pada perkembangan di Timur Tengah, lonjakan harga (gap-up) menuju US$ 3.450 pada Senin tampaknya sangat mungkin terjadi. Dan jika ketegangan terus berlanjut, level psikologis US$ 3.500 bisa tercapai pada akhir pekan.
Emas kembali menarik perhatian sebagai aset safe haven menyusul serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran, yang memicu lonjakan volatilitas di pasar. Presiden Donald Trump menyebut serangan tersebut sebagai "keberhasilan militer yang spektakuler", sementara Iran bersumpah akan melakukan pembalasan, memperburuk ketegangan geopolitik.
Emas diperkirakan akan mengalami gap-up menuju US$ 3.450, dengan target lanjutan di US$ 3.500 jika momentum bullish terus berlanjut. Pergerakan pasar minggu ini kemungkinan akan lebih dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik ketimbang indikator teknikal.
Setelah serangan mendadak AS ke tiga situs nuklir utama Iran akhir pekan lalu, suasana global berubah menjadi sangat risk-averse. Di tengah kekhawatiran akan eskalasi konflik, para trader dan investor kembali melirik emas sebagai lindung nilai di tengah kekacauan geopolitik.
Trump menyebut serangan tersebut sebagai "keberhasilan militer spektakuler", sementara para pemimpin dunia mengeluarkan reaksi keras. Iran menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran berat" terhadap hukum internasional dan berjanji akan membalas. PBB menyerukan de-eskalasi, namun pasar sudah menunjukkan lonjakan permintaan terhadap aset-aset safe haven.
Menuju pembukaan perdagangan hari Senin, emas (XAU/USD) diposisikan untuk gap-up potensial, dengan target jangka pendek ke US$ 3.450, bahkan bisa menuju US$ 3.500 jika momentum bullish berlanjut sepanjang pekan. Pergerakan seperti ini bukan hal yang langka pada periode guncangan geopolitik, terutama saat risiko perang dan ketegangan nuklir meningkat. Untuk saat ini, emas tampak siap diuntungkan dari aksi lindung nilai kepanikan dan arus masuk safe haven.
Sebagai catatan, harga penutupan rekor emas sejauh ini ada di US$ 3.432,19 per troy ons. Kendati demikian, jika dihitung perdagangan intraday, harga emas pada perdagangan kemarin lebih rendah. Rekor harga intraday pada perdagangan Jumat adalah US$ 3.446,2 per troy ons. Catatan ini hanya kalah dari rekor intraday tertinggi dalam sejarah di US$ 3.500,05 yang tercipta pada 22 April 2025.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)