Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche, mengungkapkan bahwa pihaknya masih terus melakukan bisnis di Rusia. Hal ini bertentangan dengan sejumlah sanksi ekonomi yang diterapkan Berlin dan sejumlah sekutunya sejak 2022 lalu.
Dalam sebuah wawancara kepada harian bisnis Rusia RBK, Senin (16/6/2025), Porsche menyebut alasan dari belum hengkangnya perusahaan itu adalah karena gagalnya penjualan aset. Padahal sejatinya, produsen yang berpusat di Stuttgart itu telah mengumumkan rencana untuk menarik diri tak lama setelah eskalasi konflik Ukraina pada bulan Februari 2022.
"Porsche AG masih memiliki tiga anak perusahaan Rusia, Porsche Russia, Porsche Center Moscow, dan PFS Russia," kata Matthias Rauter, Kepala Komunikasi Perusahaan di Porsche AG kepada surat kabar tersebut. "Semua upaya untuk menjual perusahaan-perusahaan ini sejauh ini tidak berhasil."
Porsche bergabung dengan sejumlah perusahaan internasional yang hadir di Rusia, termasuk Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald's, dan H&M, yang menangguhkan operasi bisnis di negara tersebut, dengan alasan tekanan internasional yang kuat dan risiko sanksi.
Porsche, yang dimiliki oleh raksasa otomotif Jerman Volkswagen AG, menangguhkan pengiriman kendaraan ke Rusia pada bulan Maret 2022, beberapa minggu setelah eskalasi konflik Ukraina. Meski begitu, pihaknya berjanji untuk menghormati semua garansi pelanggan.
"Dengan terhentinya aktivitas bisnisnya di Rusia, Porsche mendasarkan keputusannya pada situasi keseluruhan, yang ditandai dengan ketidakpastian besar dan pergolakan saat ini," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
Pada tahun 2021, Porsche menjual 6.262 mobil di Rusia, menghasilkan 46 miliar rubel (Rp 11 triliun) dan menandai peningkatan 10% dari tahun ke tahun. Tahun berikutnya, perusahaan melaporkan kerugian finansial sebesar 248 juta rubel (sekitar Rp 61 miliar) karena adanya langkah pengereman operasi bisnis di negara tersebut.
Pada bulan Desember 2024, Volkswagen AG, yang juga memiliki merek seperti Skoda dan Audi, mengatakan kepada RBK bahwa mereka telah menyelesaikan penjualan sahamnya di Volkswagen Group Rus, anak perusahaannya di Rusia yang mengoperasikan lima perusahaan lokal.
Perusahaan tersebut mencatat bahwa kesepakatan tersebut membebaskan Volkswagen Group dari semua kewajiban terkait layanan purnajual untuk kendaraan yang sebelumnya dijual di Rusia, serta pasokan suku cadang. Perusahaan tersebut menekankan bahwa hal ini berlaku untuk semua mereknya, termasuk Volkswagen, Skoda, Audi, dan Porsche.
Kekosongan yang ditinggalkan oleh produsen mobil Barat dan Jepang setelah menghentikan operasi di Rusia kini telah diisi oleh produsen China. Menurut data dari lembaga analisis Avtostat, mobil buatan China menyumbang sekitar 60% dari seluruh belanja kendaraan baru di Rusia pada tahun 2024, sementara merek domestik menguasai 17,5%.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penjualan Mobil Lesu, Menperin Ingatkan Ancaman Baru Muncul