Permintaan Batu Bara RI ke China-India Perlahan Menciut, Ini Sebabnya

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan komoditas batu bara asal Indonesia dari dua pasar utamanya, China dan India mulai menunjukkan tren penurunan. Meski demikian penurunan tidak terjadi secara tiba-tiba.

Hazel Ilango, Principal dan Pemimpin Kajian Transisi Batu Bara Indonesia di ESI mengatakan bahwa sektor batu bara Indonesia berpotensi menghadapi risiko pasar eksternal yang terkonsentrasi. Pada 2023 misalnya, China dan India menyerap 63% dari total ekspor batu bara Indonesia.

Menurut dia, dengan porsi yang sangat besar tersebut, maka fluktuasi permintaan dari kedua negara ini akan berdampak langsung terhadap volume ekspor dan pendapatan nasional.

"Ada yang berpendapat bahwa permintaan batu bara bisa naik-turun. Itu memang wajar di industri ini. Contohnya, permintaan batu bara dari Tiongkok dan India melemah pada empat bulan pertama tahun ini, tetapi kini mulai pulih secara moderat," kata dia dalam peluncuran laporan The Energy Shift Institute "Coal in Indonesia: Paradox of Strength and Uncertainty", Selasa (17/6/2025).

Namun demikian, ia juga melihat pergeseran struktural dalam hal permintaan. Berdasarkan riset EMBER, permintaan listrik baru di China terus meningkat, namun pertumbuhan pembangkit listrik berbasis batu bara mulai melambat sejak awal 2010-an.

"Permintaan listrik baru China makin banyak dipenuhi oleh sumber energi bersih, bukan pembangkit fosil. Decoupling di India terjadi lebih belakangan, namun arahnya serupa. Sekitar dua pertiga permintaan listrik baru masih dipenuhi batu bara. Jika tren ini berlanjut, ekspor batu bara Indonesia bisa stagnan atau bahkan turun dalam jangka panjang," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Tak Perlu Keluar dari Batu Bara Cs, Ini Alasannya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |