Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) buka suara perihal memanasnya konflik antara Iran dengan Israel, khususnya berkaitan dengan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan sejatinya terdapat berbagai faktor yang bisa mempengaruhi harga BBM yang dijual di dalam negeri. Diantaranya harga minyak mentah, kurs rupiah terhadap dolar AS dan juga pajak.
"Nah, setiap bulan untuk BBM non-subsidi kan memang sudah biasa mengalami penyesuaian," katanya di sela acara Kick Off Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025, di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Kendati begitu, Pertamina terus mengevaluasi beberapa faktor tersebut khususnya pada akhir bulan Juni 2025 ini untuk penetapan harga BBM di bulan Juli 2025. "Jadi nanti tentu akan kita evaluasi melihat pergerakan di akhir bulan ini, nanti per tanggal 1 seperti biasa akan ada penyesuaian untuk yang non-subsidi," tambahnya.
Yang terang saat ini Pertamina meningkatkan kewaspadaan dengan terus memantau perkembangan konflik kedua negara itu. Secara berkala, Pertamina melakukan monitoring terhadap kapal-kapal pengangkut minyak yang dioperasikan oleh perusahaan saat melewati kedua wilayah tersebut.
"Khususnya yang masuk minyak mentah ke Indonesia kami sudah memantau melalui Pertamina Internasional Shipping seluruh kapal-kapal khususnya yang berlayar di rute internasional saat ini masih dalam kondisi aman," jelasnya.
Jika konflik Iran dengan Israel mengganggu jalur kapal Pertamina, Fadjar menyebutkan, pihaknya sudah menyiapkan jalur alternatif agar pasokan untuk Indonesia dari wilayah Timur Tengah bisa tetap terkirim.
"Kami sudah menyiapkan skenario alternatif, rute alternatif melalui beberapa titik yang kita harapkan tidak mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah dan sekitarnya ke Indonesia," terangnya.
Selain itu, dia juga membeberkan bahwa Pertamina memiliki beberapa sumber pasokan minyak mentah yang membuat Indonesia memiliki opsi pengiriman sumber minyak untuk ketahanan energi nasional.
"Kami memiliki sistem yang lebih fleksibel jadi ketika memang terjadi hambatan di satu titik, kami mempunyai alternatif sumber yang bisa dijadikan pasokan energi. Jadi kami memastikan bahwa pasokan energi ke Indonesia tetap aman," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]