China Kembali Warning Perang Dagang, Ada Apa?

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) China Li Qiang memperingatkan ketegangan perdagangan global akan "semakin meningkat". Hal ini ditegaskannya saat menyampaikan pidato pada upacara pembukaan Forum Ekonomi Dunia, WEF, Rabu (25/6/2025).

Acara itu sendiri dihadiri sejumlah pejabat dunia termasuk Perdana Menteri (PM) Singapura Lawrence Wong. Agenda WEF itu digelar di kota pelabuhan utara Tianjin, yang dikenal sebagai "Davos Musim Panas".

Li mengatakan ekonomi global sedang mengalami perubahan besar. Banyak analis mengaitkan ucapannya dengan tarif bea masuk yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Langkah-langkah proteksionis meningkat secara signifikan dan ketegangan ekonomi dan perdagangan global semakin meningkat," ujar Li, dimuat AFP.

"Ekonomi global sangat terintegrasi dan tidak ada negara yang dapat tumbuh atau makmur sendirian," tambahnya.

"Pada saat ekonomi global menghadapi kesulitan, yang kita butuhkan bukanlah hukum rimba di mana yang lemah menjadi mangsa yang kuat, tetapi kerja sama dan kesuksesan bersama untuk hasil yang saling menguntungkan."

Pejabat nomor dua Beijing itu juga menggambarkan gambaran optimis ekonomi China, ekonomi terbesar kedua di dunia. China kini telah dilanda perlambatan pertumbuhan dan lesunya belanja konsumen.

"Ekonomi China terus tumbuh dengan mantap, memberikan dukungan kuat bagi percepatan pemulihan ekonomi global," katanya.

"China meningkatkan upaya kami untuk menerapkan strategi perluasan permintaan domestik," tambahnya.

"Ini mendorong pertumbuhan China menjadi pusat konsumsi utama berdasarkan fondasi yang kokoh dari pusat manufaktur utama".

China mengincar pertumbuhan sekitar 5% tahun ini. Target itu dipandang ambisius oleh banyak ekonom.

Sejak akhir tahun lalu, para pejabat telah meluncurkan serangkaian langkah yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengeluaran, termasuk pemotongan suku bunga utama dan langkah-langkah untuk mendorong pembelian rumah. Namun, hasilnya beragam, seperti tekanan tambahan pada perdagangan dari tarif AS yang mengancam akan menghantam sektor manufaktur negara yang sangat besar itu.

"Kami memperkirakan ekonomi China akan terus melambat selama beberapa bulan mendatang," tulis ekonom China di Capital Economics, Leah Fahy, dalam sebuah catatan pada hari Selasa.

Pidato Li di pertemuan WEF berusaha untuk menggambarkan China sebagai pembela setia sistem perdagangan internasional berbasis aturan yang sekarang diserang oleh pemerintahan Trump. Komentarnya menggemakan pernyataan Presiden Xi Jinping Selasa lalu, yang ditunjukkan ke PM Singapura Wong, di mana ia menyerukan agar negara-negara tersebut menolak "kembali ke hegemoni" dan proteksionisme.

Sementara itu, Presiden dan CEO WEF Borge Brende mengatakan terlalu dini untuk mengatakan dampak apa yang akan ditimbulkan oleh serangan tarif Trump terhadap ekonomi dunia. Globalisasi tradisiomal kini, ujarnya, berubah menjadi sistem yang berbeda.

"Kemungkinan akan masuk dekade pertumbuhan yang lebih rendah," ujarnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perang Dagang II AS China Makin Panas, Xi Jinping 'Tampar' Trump Lagi

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |