ChatGPT Bikin Otak Makin Bodoh, Riset Peneliti MIT Temukan Fakta Ngeri

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak hal positif yang disebutkan mengenai penggunaan AI termasuk chatbot. Namun dalam sebuah penelitian dari Media Lab di MIT mengungkapkan fakta buruk soal chatbot.

Studi itu menyebutkan penggunaan chatbot dapat berisiko pada kemampuan berpikir kritis. Para peneliti melakukan studi pada 54 subjek berusia 18-39 tahun dan membaginya dalam tiga kelompok, menggunakan ChatGPT, Google Search dan tidak menggunakan sama sekali.

Para subjek diminta menuliskan beebrapa esai SAT saat melakukan penelitian. Tim peneliti menggunakan EEF untuk merekam aktivitas otak.

Mengutip Time, Jumat (20/6/2025), para peneliti menemukan pengguna ChatGPT memiliki kinerja buruk pada tingkat saraf, bahasa dan perilaku. Bahkan temuan dalam beberapa bulan mengungkapkan mereka lebih malas dengan setiap esai berikutnya dan menggunakan teknik copy-paste pada akhir studi.

Para peneliti menemukan esai pada subjek yang menggunakan ChatGPT mirip dan tidak memiliki pemikiran yang orisinal. Selain itu, mereka disebut mengandalkan ekspresi dan ide yang sama.

Penilaian dari dua guru bahasa Inggris juga mengatakan hal serupa, sebagian besar esai "tidak berjiwa." Temuan EEG menghasilkan subjek memiliki kontrol eksklusif dan rendahnya keterlibatan perhatian.

Penulis utama makalah, Natalita Kosmyna khawatir soal temuannya. Karena masyarakat dinilai makin bergantung dengan model bahasa besar (LLM) sebagai cara untuk membuat mereka nyaman, tetapi di sisi lain mengorbankan perkembangan otak dalam jangka panjang.

"Otak yang sedang berkembang berada pada risiko tertinggi," jelasnya.

Meski sama-sama platform dari internet, tetapi hasil berbeda ditemukan pada kelompok yang menggunakan Google Search, yakni memiliki fungsi otak yang aktif.

Sementara mereka yang tidak menggunakan sama sekali platform atau hanya dengan otaknya memiliki kemampuan otak yang sangat baik. Mereka dinilai memiliki konektivitas saraf tertinggi, khusus pita alfa, theta, dan delta dengan ide kreativitas, beban memori dan pemrosesan sematik.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Jangan Bilang 'Tolong' dan 'Terima Kasih' ke ChatGPT, Ini Alasannya

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |