Bunuh Ribuan Warga Gaza-Iran, Mesin Perang Israel Ternyata Hasil Utang

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah terus memuncak setelah Israel dan Iran melancarkan serangan militer pada Jumat (13/6/2025).

Aksi saling serang ini menandai babak baru dalam konflik Kawasan Timur Tengah yang sudah bergejolak sejak perang Gaza Meletus pada Oktober 2023. Lonjakan eskalasi tersebut pun memicu kekhawatiran global akan pecahnya perang regional dengan skala yang lebih besar.

Di balik gencarnya operasi militer dan intensitas konflik yang kian brutal, muncul pertanyaan penting tentang dari mana Israel memperoleh dana untuk membiayai perangnya.

Belanja militer negara itu telah melonjak drastis dalam dua tahun terakhir, mencapai level tertinggi sejak beberapa tahun terakhir. Dengan biaya perang yang terus membengkak, Israel harus memutar otak agar mesin perangnya tetap berjalan di Tengah tekanan ekonomi yang tidak mudah.

Anggaran Pertahanan

Anggaran pertahanan Israel melonjak drastik sebagai respons terhadap perang. Menurut data pemerintah Israel, negara yang dipimpin Benjamin Netanyahu tersebut menghabiskan US$27 miliar pada 2023. Angka itu naik 17,48% dari tahun 2022.

Pada 2024, Israel menaikkan anggaran pertahanannya sebesar US$28 miliar atau sekitar Rp 458,92 triliun (US$1=Rp 16.390). Anggaran diperkirakan menguat menjadi US$31 miliar pada tahun ini atau nyaris naik dua kali lipat dari angka sebelum perang.

Pembiayaan Perang

Anggaran dibiayai melalui sejumlah sumber. Salah satunya adalah penerbitan surat utang atau obligasi. 

Israel menjual surat utang melalui Isarel Bonds, broker obligasi obligasi milik pemerintah Israel yang berbasis di Amerika Serikat (AS), senilai US$ 5 miliar (Rp 68,45 triliun) dalam 20 bulan terakhir.

Obligasi ini dijual kepada investor ritel dan institusional di AS, termasuk pemerintah daerah di negara bagian seperti New York, Texas, Ohio, dan Illinois.

Pada Maret 2024, untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang Israel vs Hamas, Israel menerbitkan obligasi dalam denominasi dolar melalui penawaran umum di pasar internasional. Tiga seri obligasi baru diterbitkan, masing-masing dengan jatuh tempo 5 tahun, 10 tahun, dan 30 tahun, dengan total nilai mencapai US$ 8 miliar. Penerbitan ini mendapat permintaan tertinggi dalam sejarah Negara Israel, dengan buku permintaan mencapai puncaknya di angka US$ 38 miliar.

Sebagai catatan, Perang Israel vs Hamas menjadi sorotan dunia karena kebijakan brutal Israel membunuh ribuan warga sipil di Gaza, Palestina. Perang yang dimulai pada 7 Oktober 2023 sudah menewaskan lebih dari 55.000 warga Palestina. Sementara itu, perang Israel vs Iran yang dimulai pekan lalu sudah menewaskan 639 orang Iran.

Pada  2023, utang bruto yang dihimpun oleh Government Debt Management Unit (GDMU) mencapai sekitar NIS 160 miliar (US$46 miliar, 1 US$= 3,48 NIS), di mana sekitar NIS 81 miliar di antaranya dihimpun setelah pecahnya perang "Iron Swords". Sebagai perbandingan, sekitar NIS 63 miliar dihimpun pada tahun 2022.

Selain untuk perang, penerbitan obligasi diperuntukkan untuk belanja lain. 

Pada 2023, penerbitan melalui jalur domestik yang dapat diperdagangkan mencapai sekitar NIS 116 miliar. Sekitar NIS 5 miliar utang dihimpun melalui jalur domestik non-tradable, dan diperkirakan NIS 40 miliar dihimpun dari pasar luar negeri.

Portofolio Utang Pemerintah 2023:

  • 25% dalam mata uang asing

  • 3% utang domestik non-tradable

  • 72% utang domestik tradable

Komposisi Penerbitan Utang Tahun 2023:
Sebagian besar berasal dari penerbitan domestik tradable.

Pada 2023, utang pemerintah Israel meningkat sekitar 8,7% dan mencapai sekitar NIS 1.127 miliar (US$ 323,5 miliar) dibandingkan sekitar NIS 1.037 miliar pada tahun 2022.

Kenaikan nominal utang pemerintah ini terutama disebabkan oleh penambahan utang bersih positif sebesar NIS 55 miliar. Kenaikan utang pemerintah sekitar NIS 35 miliar juga dipengaruhi oleh faktor pasar seperti inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar mata uang.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |