Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty menjelaskan tantangan utama dalam meningkatkan daya saing Indonesia bukanlah soal tarif pajak. Tantangan utama terdapat pada aspek-aspek struktural mendasar seperti lamanya waktu perizinan dan tingginya biaya logistik.
"Dan kalau kita bicara daya saing, komponen-komponennya itu, selain tadi aspek regulation quality, lama waktu perizinan, juga jangan lupa biaya logistik dan juga ICOR," "ujar Telisa dalam program Evening Up CNBC Indonesia, dikutip Senin (16/6/2025).
Pajak menurut Telisa menempati peringkat ketiga dalam daftar penghambat utama daya saing Indonesia. Biaya logistik yang mahal dan waktu perizinan yang menjadi beban bagi pelaku usaha perlu menjadi fokus utama.
"Jadi pajak itu sebetulnya kalau di ranking penghambat persaingan usaha atau daya saing itu nomor tiga. Nomor satu itu biasanya di lama waktu perizinan dan logistik cost ini. Jadi dua hal yang harus kita perbaiki, agar memberikan waktu perizinan itu lebih cepat," ujarnya.
Kendati pemerintah telah meluncurkan sistem perizinan terpadu melalui Online Single Submission (OSS) sejak berlakunya UU Cipta Kerja, beberapa kendala kerap masih sering terjadi terutama di daerah.
"Di daerah ini masih ada kendala integrasi antara OSS daerah dengan OSS pusat. Itu kadang masih jadi kendala penentuan KBLI usaha, hal-hal teknikal seperti itu, kadang masih menjadi penghambat buat daya saing usaha kita," ujarnya.
Tak hanya itu, prosedur ekspor impor yang rumit di bea cukai, sering kali menjadi keluhan pelaku usaha.
"Di dalam LPI kita, Logistic Performance Index Ranking kita, kita tuh mengalami perburukan di tracking and tracing di prosedur kepabeanan. Nah ini juga yang perlu kita perbaiki di kepabeanan ini," ujarnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Menteri LH Buka Suara Soal Izin Lingkungan Untuk Industri
