Tangerang Selatan, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa progres perbaikan fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, hampir rampung dan ditargetkan bisa mulai beroperasi kembali pada Juni 2025.
Hal itu merupakan bagian dari hasil pembicaraannya dengan PTFI di Kantor Kementerian ESDM, Senin (19/5/2025) lalu.
Bahlil mengungkapkan target operasi bulan depan itu terhitung telah dipercepat dari target sebelumnya pada September 2025.
"Freeport kemarin mereka melaporkan kepada saya bahwa smelter mereka yang tadinya selesai di bulan September, itu bulan ini sudah selesai. Juni itu sudah mulai. Sekarang sudah mulai pemanasan," jelasnya di sela acara The 49th IPA Convex di ICE BSD, Tangerang Selatan, dikutip Kamis (22/5/2025).
Dia menyebutkan, proses 'pemanasan tungku' pada smelter tembaga PTFI membutuhkan waktu hingga 2-3 minggu sampai bisa memproses konsentrat tembaga.
"Jadi mulai masuk bahan berkonsentratnya di bulan Juni. Jadi konsentratnya sudah masuk," tambahnya.
Selain itu, Bahlil juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut juga membahas terkait perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang akan berakhir pada tahun 2041.
Sayangnya, Bahlil tidak menjelaskan lebih detail perihal pembicaraan tersebut.
"Dalam pembahasan kemarin, tidak terlalu banyak, tidak terlalu spesifik. Tapi juga saya ikut diajak membahas itu. Tapi kita lihat perkembangan," tandasnya.
Seperti diketahui, pada Oktober 2024 lalu telah terjadi insiden kebakaran di fasilitas Common Gas Cleaning Plant smelter tembaga Freeport. Insiden ini menyebabkan kerusakan parah pada Wet Electro-Static Precipitator (WESP) serta beberapa ducting dan valves yang terintegrasi dengan sistem tersebut.
Mengutip data PTFI, investasi kumulatif untuk proyek smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, tersebut mencapai Rp 58 triliun atau sekitar US$ 3,67 miliar.
Proyek ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada tahun 2018.
Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi sekitar 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.
Bersama dengan smelter pertamanya yang dikelola PT Smelting Gresik, kedua smelter milik PT Freeport Indonesia ini akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bioetanol Bakal Gantikan Bensin, Tapi Cukai bikin pusing
Next Article Pabrik Tembaga Freeport Ditargetkan Beroperasi 40% di Juli 2025