Alarm Bahaya RI Menyala: Jumlah Pekerja Setengah Menganggur Meledak!

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah pekerja paruh waktu di Indonesia melonjak tajam. Ambruknya sektor manufaktur dan pelemahan ekonomi menjadi beberapa penyebabnya,

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pekerja tidak penuh di Indonesia terus meningkat selama empat tahun terakhir. Pada Februari 2025, jumlah pekerja tidak penuh di Indonesia adalah 25.775.817 jiwa, melonjak dari tahun Februari 2022 yang berjumlah 23.679.409 juta jiwa atau sebanyak 8,85%.

Sebagai catatan, BPS mendefinisikan pekerja tidak penuh sebagai penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).

Banyak orang-orang yang termasuk dari pekerja tidak penuh adalah orang-orang yang bekerja di sektor informal, seperti ojek online, barista paruh waktu, dan buruh bangunan.

Pekerja tidak penuh terdiri dari dua golongan, yang pertama adalah golongan setengah penganggur, yaitu penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. Contoh dari golongan ini adalah orang-orang yang bekerja.

Golongan kedua adalah pekerja paruh waktu, yaitu penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

Menurut data BPS, jumlah pekerja paruh waktu menunjukkan tren peningkatan sejak tahun 2022-2025, dengan pengecualian pada Februari 2023 ke 2024 yang menunjukkan penurunan sebesar 112.273 jiwa.

Peningkatan pekerja paruh waktu terbesar ada pada periode Februari 2024-Februari 2025 dengan penambahan sebesar 913.542 jiwa.

Sedangkan, golongan setengah menganggur juga menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan terbesar ada pada periode Februari 2023 ke 2024 yang meningkat sejumlah 661.470 jiwa.

Peningkatan kedua golongan ini menyebabkan total pekerja tidak penuh terus meningkat. Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai indikator lemahnya permintaan tenaga kerja. Terkait hal ini, tingkat PHK di Indonesia terus meningkat, mengakibatkan orang yang mendapat pemutusan kerja untuk mencari peruntungan di sektor informal.

Dilansir dari Satudata Kemnaker, jumlah tenaga kerja yang di PHK meningkat dari Februari 2024 ke Februari 2025 dari 7.694 tenaga kerja menjadi 18.610 tenaga kerja.

Pelemahan Sektor Manufaktur Picu Kenaikan Pekerja Paruh Waktu

Industri pengolahan atau manufaktur menjadi kunci utama dalam penyerapan tenaga kerja.Besarnya jumlah tenaga kerja yang bekerja khususnya di industri pengolahan akan memberikan dampak yang signifikan bagi ekonomi RI yang saat ini diproyeksikan melambat.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) merilis Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2. dengan judul "Menjaga Sektor Padat Karya: Melindungi Kesempatan Kerja dan Daya Beli Masyarakat".

Tim peneliti LPEM FEB UI menilai Indonesia menunjukkan gejala perlambatan ekonomi, yang diakibatkan oleh sejumlah faktor, antara lain tergerusnya daya beli, menyusutnya kelas menengah dan menurunnya produktivitas sektoral, yang juga tercermin dalam dinamika industri dan ketenagakerjaan sejak awal 2025.

RI Perlu Fokus Gandakan Tenaga Kerja Lewat Sektor Industri Pengolahan

Berdasarkan laporan tersebut, sektor ekonomi yang memiliki pengganda penciptaan kesempatan kerja tertinggi di sepanjang rantai produksinya yakni industri pengolahan.

Sebagai informasi, pengganda tenaga kerja adalah jumlah total tenaga kerja yang tercipta pada seluruh rantai produksi, ketika tercipta satu orang tenaga kerja pada suatu sektor ekonomi. Penciptaan kesempatan kerja pada suatu sektor ekonomi akan diiringi dengan penciptaan kesempatan kerja lain di sektor sektor hulu pemasoknya.

Industri pengolahan sering dianggap sebagai sektor pengganda tenaga kerja karena memiliki kemampuan untuk menyerap banyak tenaga kerja dalam berbagai tingkatan keahlian. Selain itu, sektor ini juga berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, serta menciptakan peluang bagi industri lain di rantai pasokannya

Di Indonesia sektor ini mencakup berbagai bidang, seperti makanan dan minuman, tekstil, elektronik, serta logam dasar. Dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri pengolahan menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Sektor ekonomi dengan pengganda tenaga kerja tertinggi umumnya terdapat di industri pengolahan produk pertanian agroindustri

Namun, industri manufaktur atau pengolahan justru terus melemah baik dalam pertumbuhan atau kontribusinya.
Kondisi ini semakin mempersempit penyempitan penyerapan tenaga kerja.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |