Jakarta, CNBC Indonesia — Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bersamaan dengan kekhawatiran atas kesehatan fiskal AS.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (23/5/2025) ditutup pada posisi Rp16.215/US$ atau menguat 0,67%. Secara mingguan, rupiah terpantau mengalami apresiasi sebesar 1,34%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan 0,5% ke angka 99,45 pada pukul 14:56 WIB. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (22/5/2025) yang berada pada posisi 99,96.
Dolar AS melemah pada Jumat, bersiap mengalami penurunan mingguan pertama dalam lima minggu terhadap euro dan yen karena kekhawatiran atas memburuknya kesehatan fiskal Amerika Serikat membuat para investor bergegas mencari tempat berlindung yang aman.
Setelah Moody's minggu lalu menurunkan peringkat utang AS, perhatian investor minggu ini tertuju pada tumpukan utang negara itu yang mencapai US$36 triliun dan tagihan pajak Presiden AS Donald Trump yang dapat menambah triliunan dolar lagi.
Dijuluki oleh Trump sebagai "RUU yang besar dan indah/One Big Beautiful Bill", RUU tersebut lolos tipis di DPR AS yang dikuasai Partai Republik dan kini menuju Senat untuk dibahas selama berminggu-minggu, sehingga membuat sentimen investor tetap rapuh dalam waktu dekat.
"Minggu ini kita melihat adanya pergeseran fokus dari tarif ke risiko fiskal. Hal itu telah menyebabkan banyak kegugupan di pasar," kata Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore.
"Lintasan fiskal di AS telah sampai pada titik di mana pasar mempertanyakan apakah 'ini dapat terus berlanjut?'"
Alhasil rupiah cenderung mengalami apresiasi belakangan ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Dolar AS Jatuh ke Level Rp 16.200-an
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260